MENJADI BERKAT

Baca: LUKAS 19:1-10


Bacaan tahunan: 1 Raja-raja 6-7

Seorang pria setiap tiga bulan bederma ke sebuah panti asuhan. Sore itu ia sibuk menyiapkan sembako dan alat-alat tulis untuk diberikan kepada para anak yatim piatu. Sahabatnya kebetulan bertamu dan melihat semuanya itu. "Kapan kau kaya kalau begini caranya?" sindir sahabatnya. "Kapan saja boleh," pria itu tertawa. "Tujuan hidupku bukan menjadi kaya, namun menjadi berkat."

Semula Zakheus, si kepala pemungut cukai, menetapkan "menjadi kaya" sebagai tujuan hidupnya. Ia ingin menimbun harta sebanyak mungkin. Tidak heran teramat kikir sifatnya, pula ia suka memeras orang lain. Hari itu didapati tujuan hidupnya berubah. Serupa pria tadi, Zakheus bukan ingin "menjadi kaya", tetapi "menjadi berkat". Didapati sifat kikir dan keinginan untuk memeras telah lenyap. Ia berdiri dan mendeklarasikan dua pernyataan mengagumkan. Pertama, ia akan memberikan setengah miliknya kepada orang miskin. Kedua, sekiranya ia memeras sesuatu dari seseorang, ia bersedia mengembalikannya empat kali lipat (ay. 8).

Titik tolak perubahan tujuan hidup ialah perjumpaan dengan Yesus. Dari atas pohon ara, namanya dipanggil oleh-Nya. Yesus berkata hendak menumpang di rumahnya (ay. 5). Padahal selama ini orang-orang menjauhinya, melabelinya "orang berdosa" (ay. 7). Hati Zakheus tersentuh, lalu matanya terbuka. Ia melihat tiada sesuatu lebih berharga selain Pribadi di hadapannya. Demikian sepatutnya terjadi pada kita, orang-orang yang telah berjumpa Yesus. Sepatutnya hidup ditujukan untuk "menjadi berkat", bukan "menjadi kaya". Sepatutnya kita tidak keberatan berbagi pada mereka yang membutuhkan. Lagi pula kita mengerti berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya (Ams. 10:22).
-LIN/www.renunganharian.net


PERJUMPAAN DENGAN YESUS MENGGANTIKAN HASRAT MENIMBUN KEKAYAAN MENJADI KEINGINAN BERBAGI KEPADA SESAMA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media