MENGARTIKAN MUKJIZAT

Baca: YOHANES 12:20-36


Bacaan tahunan: Yoel

Setelah momen kedukaan berlalu, Johan mengenang kepergian istri yang sangat dikasihinya, juga bagaimana ia berjuang dalam doa. "Setiap hari saya memohon mukjizat untuk kesembuhan istri saya. Sampai detik terakhir saya meminta, tetapi Tuhan berkehendak lain." Ia pun dengan jujur mengakui bahwa dirinya sempat kecewa setelah mendapati istrinya harus meninggalkan dirinya untuk selamanya, tetapi suara kecil dalam hatinya berkata, "Aku telah melakukan mukjizat terbesar dengan membebaskan istrimu dari penderitaan badani di dunia."

Johan segera menyadari bahwa Tuhan berbicara dalam hatinya, tak hanya untuk menenangkan, tetapi juga memberinya jawaban akan penantian mukjizat selama belasan tahun. Ya, berbicara tentang mukjizat kerap kali orang percaya mengartikan hanya sebatas mengalami pertolongan Tuhan, menerima kesembuhan secara ajaib, atau diluputkan dari bahaya maut yang hanya berjarak sejengkal dalam peristiwa kecelakaan. Benar bahwa Allah masih mampu melakukan itu semua, selama Ia berkehendak, tetapi Allah juga berdaulat untuk memutuskan mukjizat seperti apa yang hendak dinyatakan supaya mendatangkan kemuliaan bagi diri-Nya.

Yesus pun pernah berharap agar cawan penderitaan dilalukan dari hidup-Nya. Namun, Yesus menyadari bahwa kehendak Bapa-Nya adalah hal yang terbaik meskipun Ia harus menanggung penderitaan di kayu salib. Kelak salib itulah yang justru memuliakan Allah Bapa, juga menjadi sarana keselamatan bagi manusia dari dosa-dosa mereka. Bagaimana selama ini Anda mengartikan mukjizat?
-GHJ/www.renunganharian.net


KELEPASAN MANUSIA DARI DOSA UNTUK MENIKMATI KEHIDUPAN KEKAL ADALAH MUKJIZAT TERBESAR YANG ALLAH SEDIAKAN


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media