KEPASTIAN DALAM KETIDAKPASTIAN

Baca: ESTER 4


Bacaan tahunan: 1 Tawarikh 27-29

Satu hal yang paling tidak kita sukai dalam hidup ini adalah menunggu. Terlebih lagi kalau harus menunggu dalam ketidakpastian. Ibarat berjalan dengan mata tertutup, situasi yang tak pasti membuat kita tidak bisa mengontrol apa yang bakal terjadi. Entahkah sesuai harapan atau tidak, kita tidak bisa tahu tanpa melewati masa-masa penantian mendebarkan terlebih dahulu.

Begitu Mordekhai, pamannya, memintanya menghadap raja demi memohon karunia keselamatan bangsanya, hati Ester seketika menjadi bimbang. Adalah undang-undang di kerajaan itu kalau seseorang menghadap raja dengan tiada dipanggil terlebih dahulu, sekiranya raja tidak mengulurkan tongkat emas perkenanan kepadanya, ia akan dihukum mati. Sekalipun baru terpilih menjadi ratu, bukan jaminan raja pasti berkenan kepadanya. Sekiranya perkenanan tidak datang, ia harus menerima konsekuensi kelancangannya, yakni hukuman mati. Di tengah kebimbangan itulah Ester memohon pertolongan Tuhan. Bersama para dayang dan semua orang Yahudi di benteng Susan, berpuasalah ia tiga hari tiga malam. Berjalan dalam ketidakpastian, Ester meyakini tangan Tuhan bekerja dengan pasti menyelamatkan mereka.

Dunia menawarkan berbagai bentuk kepastian, tetapi nyatanya semua itu tidak benar-benar menjadi jaminan. Berbeda dengan tawaran sok meyakinkan dari dunia, mengikut Tuhan seolah justru merupakan tantangan. Terkadang, kita ditempatkan pada beragam situasi ketidakpastian yang menegangkan. Satu hal dapat selalu kita pegang, sekalipun di tengah ketidakpastian yang mencekam, dengan bersandar pada Tuhan, kita pasti akan kuat menghadapi setiap tantangan yang mengadang. --LIN/www.renunganharian.net


HANYA BERJALAN BERSAMA TUHAN KITA DAPAT MENEMUKAN KEPASTIAN DI TENGAH DUNIA YANG PENUH KETIDAKPASTIAN.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media