DI TITIK KRITIS ITU

Baca: ROMA 14:13-19


Bacaan tahunan: Kejadian 19-21

Ketika Covid-19 merebak di Wuhan, berbagai opini marak di media sosial. Tiap opini ditanggapi ramai-ramai, tiap tanggapan ramai-ramai itu ditanggapi lebih ramai lagi, begitu seterusnya, hingga yang merebak liar tidak terkendali tak cuma pandemi, tetapi juga infodemi: banjir informasi yang kisruh dan membingungkan.

Bencana informasi semacam itu banyak terjadi. Sebagian orang mampu menyikapi dengan tepat. Tetapi, banyak orang tak punya bekal untuk itu. Mereka menjadi korban sia-sia, atau bahkan-tanpa mereka sadari-menjadi alat kejahatan. Semua berawal dari titik kritis ketika orang berpikir untuk berbagi informasi (teks, gambar, suara, foto, video, atau kombinasinya).

Alkitab berpesan, Jangan kita membuat saudara seiman kita jatuh atau tersandung! ... marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun" (ay. 13, 19). Pesan itu sangat relevan dengan persoalan kita. Tuhan memberi kita tiga tugas yang sangat penting: menjaga sesama, mengupayakan damai sejahtera, dan saling membangun.

Maka di titik kritis itu, di titik ketika kita ingin berbagi informasi, kita perlu serius menimbang: apakah dengan berbagi itu kita menjaga sesama, mendatangkan damai sejahtera, membangun yang baik, atau justru sebaliknya? Jika ada satu saja jawaban "tidak", rencana berbagi informasi itu harus dihentikan.

Kesungguhan kita untuk serius berupaya menghindarkan sesama dari cakar jahat infodemi adalah wujud konkret kepedulian kita kepada mereka. Dan, demikianlah cinta seharusnya. --EE/www.renunganharian.net


DALAM SEGALA HAL, KITA HARUS SENANTIASA MENJAGA SESAMA, MENGUSAHAKAN DAMAI SEJAHTERA, DAN SALING MEMBANGUN.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media