TAK GENTAR MESKI DIANCAM

Baca: LUKAS 13:31-35


Bacaan tahunan: Yesaya 32-37

"Guru, apakah tindakan terbaik ketika bahaya datang?" tanya seorang murid kepada guru bela dirinya. Sang guru menjawab, "Muridku, jika musuh mengancammu, yang harus kamu lakukan adalah lari dan menghindar." Maksud dari pesan ini adalah orang yang mau hidup damai sedapat mungkin lari untuk menghindari bentrokan. Seorang yang ingin hidup damai sadar bahwa kekerasan bukanlah jalan keluar untuk mengatasi sebuah persoalan.

Bagaimana dengan Yesus? Ia pun pernah menghindar dari orang-orang yang hendak bermaksud jahat kepada-Nya. Tetapi pada kesempatan lain ketika Yesus jelas-jelas mendapatkan teror untuk menghentikan pelayanan kemanusiaan yang sedang dilakukan-Nya, bahkan berita ancaman akan dibunuh oleh Herodes, Yesus menolak untuk lari. Ia justru berkata jika Ia akan menyelesaikan pekerjaan-Nya di tempat itu selama beberapa hari ke depan. Hidup di bawah ancaman tidak membuat-Nya merasa takut, namun bukan berarti Ia akan melakukan perlawanan kepada para penentang-Nya.

Kita pun mendapati tidak sedikit orang hidup dalam ancaman karena memperjuangkan keadilan, kebenaran, dan hak hidup sesama. Meski dalam ancaman, mereka tidak menghentikan misi yang telah dipercayakan Tuhan kepadanya. Mereka tidak lari, dan pada saat yang sama mereka tidak melakukan perlawanan. Mengapa iman mereka tetap teguh dalam kondisi demikian? Rasul Paulus berkata bahwa kasih Kristuslah yang menguatkan mereka. Mereka percaya bahwa penindasan, penganiayaan, bahkan pedang sekalipun tidak dapat memisahkan dari kasih Kristus. --SYS/www.renunganharian.net


KETIKA HIDUP KITA DIGERAKKAN OLEH KASIH KRISTUS, ANCAMAN APA PUN TIDAK AKAN MENGGOYAHKAN PENGHARAPAN KITA KEPADA-NYA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media