SIAP MENUNGGU

Baca: MATIUS 25:1–13


Bacaan tahunan: 2 Tawarikh 7–9

Menunggu sering dianggap sepele. Padahal, tidak semua pekerjaan menunggu dapat dilakukan tanpa persiapan. Menunggu kelahiran anak, misalnya. Selain mempersiapkan fisik sang ibu, perlu juga dipersiapkan kebutuhan bayi. Mulai dari nama, surat-menyurat, hingga kelengkapan pribadi semacam boks bayi, popok, baju dan sepatu.

Persiapan dalam menunggu juga dilakukan gadis-gadis bijaksana untuk menyambut mempelai laki-laki. Mereka membawa minyak, sebagai antisipasi supaya pelitanya tetap menyala. Tidak demikian dengan gadis-gadis bodoh. Mereka hanya membawa pelita, tanpa mempersiapkan minyak. Akibatnya, mereka kelabakan ketika pelitanya hampir padam.

Kedatangan Kristus yang kedua merupakan arah tujuan seluruh rangkaian ibadah dan hidup kita. Karena itu, sepantasnya kita menanti kedatangan-Nya dengan antusias. Berlaku bijaksana dengan berjaga-jaga dan selalu siaga selama menantikan kedatangan Kristus. Sebab, bukankah tak seorang pun tahu hari kedatangan-Nya? Inilah yang menjadi alasan bagi orang percaya harus senantiasa siap sedia.

Kesiapan menyambut Kristus bukan sekadar mengaku beriman. Perlu sikap hati yang senantiasa menyatakan kasih dan kerinduan akan Dia: mengupayakan pengudusan diri. Sebab, kedatangan Yesus akan memisahkan antara yang siap dan yang melalaikan. Lagi pula, setiap orang memiliki tanggung jawab masing-masing. Sekalipun persekutuan orang kudus membawa manfaat, pada akhirnya kita bertanggung jawab atas hidup kita sendiri, tanpa dapat memohon pertolongan dari orang lain.
-EBL/www.renunganharian.net


BAGAIMANA MUNGKIN KITA MENGAKU MERINDUKAN TUHAN JIKA UNTUK BERJAGA-JAGA MENYAMBUT KEDATANGAN-NYA SAJA KITA LENGAH DAN LELAH?


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media