Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: KOLOSE 3:5-17
Bacaan tahunan: Yehezkiel 43-45
Sensitivitas dapat membuat seseorang segera mengambilkan minum saat mendengar teman terbatuk. Atau, segera pamit saat bertamu, hanya karena melihat tuan rumah melirik jam dinding. Orang dengan sensitivitas tinggi, atau Highly Sensitive Person (HSP), cenderung lebih peka terhadap rangsangan dari lingkungan dan memiliki respons yang lebih kuat terhadap situasi-situasi yang intens.
Tidak hanya menanggalkan marah, geram, dan kejahatan (ay. 8), jemaat Kolose diajar supaya memiliki belas kasih, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran. Karena itu, sensitivitas diperlukan agar umat mudah memahami sesama. Sensitivitas menolong umat menjadi lebih memiliki empati, kreatif, dan peka terhadap kebutuhan orang lain. Malangnya, memiliki sensitivitas tinggi mudah membuat orang terpengaruh oleh suasana hati orang lain. Hal ini berpotensi untuk merusak pengalaman mereka karena berlebihan dalam memikirkan orang lain. Mereka rentan terhadap kecemasan, depresi, stres, dan kelelahan secara emosional.
Mengingat hakikat orang percaya adalah kasih maka semestinyalah kita memiliki sensitivitas untuk dapat menyatakan kepedulian terhadap sesama. Namun demikian, kita perlu mengolah rasa peka supaya tidak meracuni diri sendiri manakala kita mendengar, melihat, atau menerima stimulus negatif. Di sinilah peran kesabaran. Kita harus tahan, tenang, dan tidak mudah patah hati menghadapi tantangan. Izinkan selalu damai sejahtera Kristus memerintah atas kita sehingga hikmat Tuhan senantiasa memenuhi hati.
-EBL/www.renunganharian.net
ASAHLAH KEPEKAAN HATI UNTUK MENJADI PRIBADI YANG PEDULI, BUKAN UNTUK MENJADI PRIBADI YANG MUDAH TERSINGGUNG
Please sign-in/login using: