PEMBACA PIKIRAN

Baca: Matius 9:1-8


Bacaan tahunan: 1 Samuel 14:24-16

Apabila tidak bermaksud mengucapkannya di bibir, kita berbicara dalam hati. Para ilmuwan NASA telah berhasil menciptakan alat yang dapat menangkap sensor syaraf yang terletak antara dagu dan jakun-syaraf yang berhubungan dengan pita suara kita. Sesudahnya, penangkapan sensor itu ditransmisikan ke dalam wujud kata-kata. Jadi, pada dasarnya, itu alat "pembaca" pikiran manusia.

Apakah Yesus itu Pembaca pikiran? Jika ya, semestinya Dia menyingkap pikiran para ahli Taurat tentang hujatan kepada Allah (ay. 3). Tetapi, yang disingkapkan-Nya ialah kejahatan hati mereka (ay. 4). Artinya, lebih daripada membaca pikiran, Yesus membaca hati manusia (lih. Yoh. 2:25). Si lumpuh diusung kepada Yesus dilandasi pikiran agar disembuhkan. Namun Yesus malah mengampuni dosanya (ay. 5). Yesus membaca hatinya-hati seorang pendosa. Bukan hanya itu, Dia berkuasa mengampuni dosanya. Yesus itu memiliki kuasa setara dengan Allah, Sang Maha Pengampun. Lepas dari orang sedang memikirkannya atau tidak, pengampunan diberikan-Nya.

Kuasa pengampunan yang ada pada Yesus itu ajaib-melebihi segala kuasa lain yang dimiliki-Nya. Seajaib apakah? Pengampunan-Nya melampaui dimensi waktu dan kesadaran dari segala aspek keberdosaan kita. Bayangkan, ketika kita belum atau tidak sedang memikirkannya, dosa kita telah terampuni. Walau tak boleh disalahgunakan-patut dikatakan, bahkan tatkala dosa kita belum diakui, belum disadari, atau belum dilakukan pun, Tuhan sudah mengampuni kita. Ajaib, bukan? --PAD/www.renunganharian.net


TATKALA HATI SANG MAHA PENGAMPUN MENJUMPAI HATI SI PENDOSA, YANG TERJADI ADALAH MUKJIZAT PENGAMPUNAN DOSA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media