MENGHINA TUHAN?

Baca: Amsal 14


Bacaan tahunan: Roma 11-13

Berhati-hatilah dengan perkataan kita. Salah berucap, merendahkan, atau melecehkan seseorang, bisa buruk akibatnya. Tak seorang pun menghendaki dirinya dilecehkan orang lain walau hanya dengan sebuah perkataan. Sebagai korban penghinaan atau pelecehan, kita pasti merasa sakit hati. Ketika seseorang mengalami hinaan atau pelecehan dari orang lain, ia akan bereaksi, seolah-olah hendak berkata bahwa apa yang orang lain pikirkan tentang keberadaan dirinya, tidaklah seperti demikian adanya.

Di dalam budaya kuno, seorang raja biasanya menandai daerah kekuasaannya dengan mendirikan patung yang bentuknya menyerupai dirinya. Meskipun hanya sebuah patung, hal tersebut tetap dapat merepresentasikan sang raja. Siapa pun yang merusak patung tersebut berarti menghina raja atau berusaha melawannya. Demikian gambaran hidup manusia sebagai gambar dan rupa Allah! Dan siapa pun yang melecehkan dan menghina manusia, yang adalah ciptaan Tuhan, ia tidak sedang berurusan dengan orang tersebut, tapi Allah sendiri. Orang yang menghina sesamanya, sama artinya menghina Allah.

Setiap hari kita berinteraksi dan berelasi dengan begitu banyak orang. "Siapa menghina sesamanya berbuat dosa." Kiranya nasihat ini selalu mengingatkan agar kita tidak mudah terpancing emosi sehingga di luar kendali kita mengucapkan perkataan yang menghina atau merendahkan orang lain dalam kelemahannya. Sebaliknya, kiranya kita hidup sebagai orang-orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita. --SYS/www.renunganharian.net


MAMPU MENGUASAI DIRI AKAN MENOLONG KITA UNTUK BERKATA-KATA DENGAN BIJAK.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media