MEMOTONG JALAN SESAMA

Baca: YOHANES 5:1-18


Bacaan tahunan: Ayub 38-39

Sakit berkepanjangan membuat pria itu sangat lemah. Sebetulnya, kesulitan itu tak perlu menutup peluangnya untuk terjun ke kolam dan sembuh, asalkan orang-orang di sekitarnya punya kepedulian, rela memberi dia kesempatan, dan mau membantunya. Namun, semua itu nihil. Tidak seorang pun memberinya kesempatan karena yang ada justru orang-orang egois yang dengan sigap memotong jalan dan kesempatannya. Dan, pria malang itu pun kehilangan peluang untuk sembuh.

Kisah pilu seperti itu juga terjadi di sekitar kita, bahkan tak sedikit pihak tertentu-dengan kekuatan yang dimiliki (uang, kedudukan, pengaruh, koneksi, privilese, dsb.)-bukan memberi jalan kepada sesama yang lemah, tetapi malah memotong jalan si lemah. Mau contoh?

Di lokasi wisata yang tak terkenal itu, dulu banyak kios kecil sederhana. Suatu ketika, di sana berdiri toko swalayan yang rapi, terang benderang, banyak pilihan barang, dan murah juga. Satu demi satu, kios-kios kecil itu rontok. Kios-kios kecil itu adalah jalan nafkah rakyat kecil di sana beserta keluarga mereka. Namun, jalan kecil penghidupan rakyat kecil itu terpotong oleh kekuatan yang lebih besar. Di mana pangkalnya? Ada orang yang hanya ingat kepentingan diri begitu rupa, hingga enggan memberi jalan bagi sesama, bahkan tega memotong jalan si lemah.

Kepedulian pada sesama, kerelaan untuk mengalah, dan kesediaan untuk memberi jalan kepada yang lemah adalah permata kehidupan. Jika permata berharga itu hilang, tragedi Kolam Betesda pasti akan selalu terulang.
-EE/www.renunganharian.net


MEMBERI JALAN KEPADA MEREKA YANG LEMAH ADALAH WUJUD KONKRET PENGHORMATAN DAN CINTA KEPADA SESAMA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media