HIDUP DALAM KETAKUTAN

Baca: 1 PETRUS 1:13-25


Bacaan tahunan: Mazmur 103-105

Rasa takut adalah perasaan negatif yang kuat yang banyak dihindari orang. "Lebih baik menyangkal adanya rasa takut," demikian pikir mereka. Pengakuan akan rasa takut justru membuat seseorang berpotensi direndahkan atau ditertawakan. Kita tentunya tidak suka diberi label pengecut. Dalam situasi tertentu rasa takut itu wajar, terutama ketika sekelompok orang menghadapi ancaman. Namun, Rasul Petrus justru menasihatkan agar kita hidup dalam ketakutan. Bukan hanya untuk sesaat, melainkan sepanjang hidup kita. Bagaimanakah maksudnya?

Maksud Rasul Petrus dalam hal ini adalah kita harus takut kepada Allah. Dia adalah Bapa yang Maha Baik. Namun, di sisi lain, Dia kudus dan adil. Sisi kekudusan ini dapat mengerikan. Ketika Allah murka saat kemuliaan-Nya diinjak-injak, akan terjadi efek yang dahsyat. Tak seorang pun sanggup bertahan. Dia adil ketika menghakimi setiap orang, termasuk anak-anak-Nya. Kita sama sekali tidak boleh mengabaikan firman dan pengurbanan-Nya yang sangat mahal. Wujud takut kepada Allah tecermin dari ibadah kita yang sungguh kepada Allah satu-satunya, juga dalam menjaga kekudusan hidup. Lalu kita juga harus memegang teguh dan melakukan ketetapan-ketetapan-Nya.

Rasul Petrus juga meminta agar kita tidak hidup mengikuti hawa nafsu kita (ay. 14). Kita juga diperintahkan untuk saling mengasihi dengan sungguh-sungguh (ay. 22). Perintah ini jelas, dan tersebar di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Sekarang kembali kepada kita, apakah kita mau hidup sesuai dengan firman-Nya.
-HEM/www.renunganharian.net


SETIAP ORANG PERCAYA HARUS HIDUP DALAM RASA TAKUT AKAN ALLAH SEPANJANG HIDUPNYA. JUGA WAJIB HIDUP KUDUS DAN TAAT KEPADA FIRMAN-NYA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media