DIBERKATI SEWAKTU TIDUR

Baca: MAZMUR 127


Bacaan tahunan: Ayub 17-20

Saya tertarik dan cukup lama merenungkan unggahan status media sosial karena menggelitik, tetapi penuh arti. "Tuhan menyediakan berkat-Nya, tetapi bukan berarti kita hanya rebahan, " begitu bunyi kalimat yang saya baca. Kata "rebahan" mengacu pada orang-orang yang lebih sering bermalas-malas, lebih banyak tiduran, dan enggan bekerja tetapi meyakini bahwa Tuhan memberkati mereka secara keuangan. Biasanya firman Tuhan dari nas renungan kita hari ini menjadi acuan dari "kaum rebahan" itu.

Membaca Mazmur hari ini, khususnya pada ayat ke-2, tidak bisa hanya diambil pada bagian "Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur." Terlebih jika lantas disambung dengan alasan: "Kan bangun pagi atau berjerih lelah hingga jauh malam katanya sia-sia." Membaca perikop ini harus berawal dari kesadaran bahwa kehidupan kita sepenuhnya adalah anugerah Tuhan (ay. 1). Selanjutnya, kita perlu memahami bahwa "berkat pada waktu tidur" tidak diberikan Allah kepada setiap umat-Nya, tetapi hanya kepada orang yang dicintai-Nya.

Apakah menurut Anda orang yang suka bermalas-malasan akan masuk dalam kelompok orang yang dicintai oleh Tuhan? Rasanya tidak, jika kita mengingat ada banyak ayat dalam Alkitab berkisah tentang kerajinan, juga ketidaksukaan Allah kepada orang yang malas. Jadi, sebelum mengeklaim bahwa "berkat pada waktu tidur" akan menjadi bagian kita, sudahkah kita belajar menjadi pribadi yang diperkenan dan dicintai oleh-Nya? Sudahkah kita menjadi pribadi yang rajin dan suka bekerja keras? --GHJ/www.renunganharian.net


SEJATINYA TUHAN TIDAK PERNAH MENYUKAI PRIBADI YANG BERGAYA HIDUP PEMALAS.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media