Tidak Ada Lagi Rasa Sakit

Baca: 1 Korintus 15:51-57

Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?( 1 Korintus 15:55 )


Bacaan tahunan: Mazmur 29-30 ;  Kisah Para Rasul 23:1-15

Dahulu, pada sebagian besar masa hidup saya, saya sependapat dengan pandangan orang yang mencemooh Allah karena Dia mengizinkan adanya rasa sakit. Saya tidak punya cara untuk memahami mengapa ada dunia yang begitu penuh dengan penderitaan.

Namun, ketika mengunjungi orang-orang yang sakitnya jauh melebihi kesakitan yang saya alami, saya terkejut dengan dampak dari rasa sakit itu. Penderitaan tampaknya mempunyai dua kemungkinan yang sama besarnya, baik untuk memperkuat iman maupun untuk memupuk keraguan.

Kemarahan saya tentang rasa sakit mencair terutama karena satu alasan: saya telah mengenal Allah. Dia telah memberi saya sukacita, kasih, kebahagiaan, dan kebaikan. Hal ini membuat saya memiliki iman kepada satu Pribadi, suatu iman yang begitu kokoh sehingga penderitaan sebesar apa pun tidak dapat mengikisnya.

Di manakah Allah di saat kita menderita? Allah telah ada sejak semula. Dia menciptakan suatu sistem rasa sakit yang memeteraikan nama-Nya di tengah dunia yang telah jatuh dalam dosa. Dia mengubah rasa sakit dengan memakainya untuk mengajar dan menguatkan kita, jika kita memperkenankan rasa sakit itu membawa kita kepada Allah.

Allah pernah terluka, berdarah, menangis, dan menderita. Dia telah meninggikan mereka yang menderita dengan cara turut merasakan rasa sakit mereka. Namun, kelak Dia akan mengumpulkan dan melepas bala tentara surga untuk melawan musuh-Nya. Dunia akan melihat momen penderitaan terakhir yang mengerikan sebelum kemenangan mutlak dicapai. Lalu, Allah akan menciptakan bagi kita suatu dunia baru yang mengagumkan, dimana rasa sakit tiada lagi (Why. 19:11-22:06). -PDY


Rasa sakit akan membuat kita berpaling dari Allah atau sebaliknya membawa kita mendekat kepada-Nya.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media