OVERTHINKING DAN RUMINATION

Baca: 2 KORINTUS 10:1-11


Bacaan tahunan: Markus 8-9

Seorang ibu tidak mengizinkan anaknya mengambil studi lanjut jurusan kependetaan. Alasannya, pendeta selalu disorot oleh jemaat. "Saya takut anak saya diperlakukan buruk. Tidak dihargai dan selalu dikomentari. Saya khawatir anak saya tidak kuat."

Berapa banyak orang yang dipusingkan/berpikir berlebihan (overthinking) karena komentar buruk orang lain? Bahkan menghabiskan waktu untuk memikirkannya berulang-ulang dan menjadi khawatir (rumination)? Pada akhirnya mereka menjadi cemas, stres, kehilangan produktivitas karena sulit fokus, kehilangan rasa percaya diri, bahkan mengalami depresi karena terjebak dalam pikiran negatif tanpa solusi.

Paulus pernah menghadapi perlawanan dari rasul-rasul palsu di Korintus. Pandangan miring, iri hati, dan usaha untuk menjatuhkan dirinya ia terima di sana. Salah satu cara yang ditempuh Paulus guna menyikapi fitnahan itu adalah dengan mengelola pikirannya sendiri, supaya tetap sejalan dengan kehendak Kristus.

Paulus menyadarkan bahwa pikiran merupakan medan pertempuran, tempat kita bergelut dengan kecemasan sendiri. Termasuk, ketika mendengar pandangan miring dari orang lain sekalipun kita berniat melakukan kehendak Tuhan dalam kasih dan kebenaran. Bagaimana sikap kita menghadapi kemungkinan seperti ini? Adakah kita berusaha mematahkan siasat dan keangkuhan yang menghalangi kita dalam mengenal Allah dengan menaklukkannya kepada Kristus? Atau malah sebaliknya, kita tertawan dalam sikap overthinking dan rumination yang tak berkesudahan dan menghancurkan?
-EBL/www.renunganharian.net


MEMENUHI PIKIRAN DENGAN HAL NEGATIF AKAN MENGHALANGI PRODUKTIVITAS DAN PERJUANGAN KITA DALAM MENGENAL TUHAN


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media