MERDEKA DARI DERITA

Baca: MATIUS 16:21–28


Bacaan tahunan: 1 Samuel 14:24–16

Apa jadinya jika tokoh utama yang diharapkan menjadi superhero mengalami penderitaan bahkan kekalahan? Tentu janggal, memilukan dan mengecewakan, bukan? Meski demikian, itulah kisah perjalanan hidup Yesus saat melakukan misi Allah.

Bukannya kabar sukacita semacam janji kemenangan dan pemulihan bagi Israel di masa mendatang, Yesus justru menyatakan berbagai penderitaan yang harus ditanggung-Nya. Bahkan, Yesus juga menyampaikan bahwa diri-Nya akan dibunuh. Sangat manusiawi jika Petrus memprotes Sang Guru. Bukankah semestinya sebagai Mesias, Yesus datang untuk menang?

Sayangnya, cara pandang Petrus bertolak belakang dengan cara pandang Tuhan. Bahkan cara pandang Petrus disebut-Nya sebagai batu sandungan (bdk. ay. 23). Ya, melalui penderitaan yang harus dialami Yesus Kristus, Allah menunjukkan bahwa menjadi orang percaya tidak menjamin lenyapnya penderitaan. Sebaliknya, orang percaya justru diperhadapkan dengan penderitaan, mengingat nilai kekristenan banyak berseberangan dengan hikmat dunia. Namun, orang yang mengandalkan Tuhan diberi-Nya kemerdekaan atas penderitaan. Artinya, bersama Kristus penderitaan tidak mampu menggoyahkan sukacita, damai sejahtera dan pengharapan dalam Kristus. Sebagaimana penderitaan terbesar manusia, yakni dosa, mampu ditaklukkan oleh-Nya.

Hanya saja, kemerdekaan harus diperjuangkan. Kemerdekaan atas penderitaan adalah milik mereka yang mau menyangkal diri. Sebab satu-satunya jalan untuk hidup secara rohani sesuai maksud Tuhan adalah dengan mati bagi diri sendiri.
-EBL/www.renunganharian.net


APALAH ARTINYA PENDERITAAN DUNIA JIKA PENDERITAAN TERBESAR MANUSIA SAJA DAPAT DITAKLUKKAN-NYA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media