FARISI MODERN

Baca: LUKAS 18:9-14


Bacaan tahunan: Hosea 1-6

Bertahun-tahun ketika membaca perumpamaan Yesus mengenai doa orang Farisi dan pemungut cukai, saya menempatkan diri sebagai pemungut cukai. Saya tidak banyak melakukan pelanggaran besar. Di sisi lain, sering saya merasa telah berdoa memohon pengampunan atas semua dosa saya, tanpa menyebutnya secara jelas dan spesifik. Belakangan saya baru menyadari bahwa yang saya akui sebenarnya "dosa" yang cukup aman. Saya menempatkan diri sebagai pemungut cukai karena merasa diri baik-baik saja di hadapan Tuhan. Kenyataannya, saya adalah Farisi modern.

Tuhan menyadarkan saya bahwa sesungguhnya saya patut dikasihani. Tatkala memberanikan diri memeriksa perilaku dan hati, harus saya akui bahwa dosa saya tidak terhitung banyaknya. Kelicikan hati membuat saya mudah berkelit, membela diri, dan menyembunyikan banyak dosa. Mengambil posisi sebagai pemungut cukai adalah salah satu cara menyembunyikan diri. Doa saya tidak tulus dan menjadi sarana untuk membenarkan diri di hadapan Tuhan. Hanya oleh belas kasihan Tuhan saja, selama ini hidup saya tetap terpelihara dalam Tuhan.

Doa pengakuan dosa seharusnya didasarkan pada malu, takut, dan rasa bersalah kepada Allah Yang Mahakudus. Tiada apa pun yang dapat kita banggakan di hadapan Tuhan. Di lain pihak, Ia menghargai hati yang hancur, penuh penyesalan dan keinginan kuat untuk bertobat. Tiada usaha apa pun yang kita dapat lakukan untuk menghapus dosa kita. Pengampunan dan belas kasihan Tuhanlah satu-satunya yang membebaskan kita dari segala dosa.
-HEM/www.renunganharian.net


MARI MENGHAMPIRI TUHAN DENGAN PENGAKUAN DOSA DISERTAI RASA SESAL MENDALAM UNTUK MEMOHON BELAS KASIHAN-NYA MENGAMPUNI KITA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media