API KECIL

Baca: 1 SAMUEL 18:6–30


Bacaan tahunan: Keluaran 14–16

Sekelompok pemuda berkemah di tengah hutan. Mereka menyalakan api unggun. Sewaktu pulang, mereka mematikan api, tetapi api belum sepenuhnya padam. "Apinya masih menyala," seru seorang pemuda. "Tidak apa-apa," sahut temannya, "Api kecil nanti padam sendiri." Namun ternyata api kecil diterpa angin dan semakin berkobar. Terjadilah kebakaran hutan.

Saul berniat busuk hendak melenyapkan nyawa Daud. Ia menawarkan Merab, putri sulungnya untuk diperistri Daud. Saul menggunakan Merab sebagai alat untuk mengirim Daud ke medan pertempuran dengan harapan Daud tewas terbunuh saat berperang. Tetapi sekembali Daud dari medan pertempuran, Merab diberikan Saul kepada Adriel. Niat busuk kembali digarap saat Saul mendengar Mikhal, putrinya, jatuh cinta kepada Daud. Saul meminta Daud memberi mas kawin berupa seratus kulit khatan orang Filistin, dengan harapan Daud tewas terbunuh saat menghadapi mereka. Namun kedua niat busuk tidak terlaksana. Dengan amarah berkobar-kobar, Saul memburu Daud untuk membunuhnya. (1Sam. 19:1a). Saul lalai memadamkan "api kecil" yang menyala dalam hatinya, yakni iri hati, yang muncul saat Saul mendengar perempuan-perempuan Israel menyanyi, "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."

Iri hati ibarat api kecil. Sebab iri hati, seseorang jadi membenci. Sebab membenci, seseorang dapat melakukan tindakan buruk terhadap sesamanya. Adakah "api kecil" menyala dalam hati kita? Sekiranya ya, lekas padamkan sebelum Iblis meniupkan angin yang membuatnya berkobar. Lekas singkirkan iri hati sebelum kita melakukan perbuatan yang menyakiti sesama, pula tidak berkenan di hadapan Tuhan!
-LIN/www.renunganharian.net


LEKAS PADAMKAN "API" IRI HATI YANG MENYALA KECIL ITU SEBELUM BERKOBAR MENJADI KEBENCIAN DAN PERBUATAN-PERBUATAN DOSA!


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media