Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: KIS. PR. RASUL 3:1-10
Bacaan tahunan: 1 Tawarikh 22-24
Orang lumpuh itu telah menjadi pemandangan biasa di pintu gerbang Bait Allah. Setiap hari ia duduk di sana untuk meminta sedekah, dan orang yang lalu-lalang menuju Bait Allah memberikan derma seikhlasnya. Namun, sore itu ia mengalami sesuatu yang berbeda. Petrus juga mendengar seruannya meminta sedekah, tetapi memberikan respons yang lain. Ia tidak memberikan uang atau makanan, tetapi sesuatu yang jauh lebih bermakna bagi orang itu: kesembuhan dalam nama Yesus Kristus.
Mengapa Petrus bersikap demikian? Ia mendengarkan dengan telinga yang peka. Ia mencoba menilik lebih jauh kebutuhan sesungguhnya orang lumpuh tersebut. Orang itu meminta uang, dan uang memang bisa menjadi solusi sementara bagi masalahnya, tetapi benarkah hal itu yang dia butuhkan? Kadang-kadang seseorang meminta sesuatu yang tidak dia perlukan. Petrus pun mendengarkan dengan saksama, menimbang-nimbang dengan cermat, dan menyadari bahwa kerinduan terdalam orang itu tidak lain adalah mengalami kesembuhan.
Dalam berkomunikasi, kita kerap mendengarkan dengan ancang-ancang hendak menawarkan solusi praktis secara cepat. Padahal, kita perlu menyimak lebih dari sekadar kata-kata lawan bicara kita, tetapi juga emosi di balik kata-katanya. Ketika seorang teman berkeluh-kesah menumpahkan masalah, misalnya, tidak perlu kita terlalu cepat mengambil kesimpulan. Bisa jadi ia tidak mengharapkan solusi atau nasihat. Bisa jadi ia hanya memerlukan perhatian dan telinga yang mau mendengar. Tanggapan berdasarkan telinga yang peka bakal lebih bermakna bagi sahabat kita.
-ARS/www.renunganharian.net
JAWABAN YANG TERBURU-BURU MERUSAK KOMUNIKASI, JAWABAN YANG PENUH PERTIMBANGAN MELEGAKAN HATI
Please sign-in/login using: