Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: LUKAS 6:39-49
Bacaan tahunan: Yesaya 38-42
Seorang pendeta mengunjungi jemaatdi ladang jagungnya. Pendeta itu takjub memuji pohon-pohon jagung yang tumbuh begitu subur walau belum berbuah. Mendengar pujian itu, jemaatnya berkata, "Belum tentu, Pak Pendeta. Pohon-pohon itu memang terlihat subur, namun yang penting kan buahnya." Seminggu kemudian ada Kebaktian Kebangunan Rohani di desa itu. Ratusan orang takjub mendengar khotbah hamba Tuhan yang diundang. "Khotbah yang luar biasa!" puji pak pendeta. Lagi-lagi jemaatnya berkata, "Iya, khotbahnya bagus, tapi yang penting kan buahnya. Apakah semua orang itu hatinya mau menerima firman, bertumbuh dan berbuah, atau tidak."
Untuk menjelaskan tentang mengenal pohon dari buahnya, Yesus membukanya dengan perumpamaan tentang orang buta menuntun orang buta. Yesus pernah menyebut bahwa mata adalah pelita tubuh. Mata menilai segala sesuatu. Apa yang kita lihat dan bagaimana cara kita melihat akan memengaruhi hati dan seluruh hidup kita. Jika mata kita benar, maka hati pun benar. Jika hati benar, maka tindakannya pun adalah kebenaran. Karena itu jika seseorang tidak menunjukkan buah-buah kebenaran dalam tindakannya sehari-hari, maka bisa disimpulkan seperti apakah hatinya.
Jika kita ingin menghasilkan buah-buah yang baik, tentulah diawali dengan "menanam" pohon yang berkualitas baik. Membangun hati yang benar, maka buah-buah yang dihasilkan adalah kebenaran. Yesus Kristus adalah kebenaran. Jika Yesus benar-benar bertakhta dan firman-Nya memimpin hati kita, maka Ia pasti memimpin tindakan kita kepada kebenaran. Nyatalah bahwa buah harus dimulai dari pohonnya, yaitu hati kita. --SYS/www.renunganharian.net
BUAH PERBUATAN ATAU TINDAKAN YANG KITA PERLIHATKAN MENUNJUKKAN SIAPAKAH YANG SESUNGGUHNYA BERTAKHTA DAN MEMIMPIN HATI KITA.
Please sign-in/login using: