Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: LUKAS 7:29-35
Bacaan tahunan: 2 Tawarikh 4-6
Kaum Farisi dan ahli Taurat memang terlalu. Melihat Yohanes Pembaptis hidup menyepi, jauh dari masyarakat, membatasi makan dan minum, mereka bilang, "Dia kerasukan setan." Melihat Tuhan bergaul dengan semua, dekat dengan semua, makan dan minum bersama semua, mereka menuduh, "Dia pelahap, sahabat para pendosa" (Luk. 5:30). Dengan sikap dan alasan yang mencla-mencle itu, mereka menolak Yohanes dan Tuhan.
Apa pun tindakan Tuhan dan Yohanes, mereka menolak dan menentang. Tak peduli bahwa yang mereka tolak adalah kebenaran, tak peduli benar salah alasan yang mereka pakai, pokoknya menolak dan menentang. Waton sulaya, kata orang Jawa: tidak peduli apakah yang dihadapi benar atau salah, tak peduli apakah penolakan beralasan atau tidak, tak peduli apakah alasan itu relevan atau ngawur, yang penting adalah mencela, mengecam, mengkritik, menentang, bahkan mengganggu, memboikot, menghalangi, melawan.
Celakanya, tidak seorang pun sepenuhnya bebas dari kemungkinan terinfeksi virus waton sulaya. Banyak hal bisa mendorong kita bersikap waton sulaya: kepentingan kita terhalang, wewenang kita dipangkas, pendapat kita tidak dihargai, peran kita dikurangi, kita dirugikan, kecewa, tersinggung, iri hati, benci, dan banyak lagi yang lain. Semua itu mudah mendorong kita bersikap waton sulaya.
Diperlukan kejujuran dalam menilai tiap hal, kerendahan hati untuk mengakui yang harus kita akui, dan ketegasan moral untuk mendidik dan mengarahkan hati, agar virus waton sulaya tidak merajai hidup kita. --EE/www.renunganharian.net
TIDAK SEORANG PUN SEPENUHNYA BEBAS DARI KEMUNGKINAN TERINFEKSI VIRUS WATON SULAYA ITU. WASPADALAH!
Please sign-in/login using: