TAK PANDANG ASAL-USUL

Baca: Hakim-hakim 11:1-11


Bacaan tahunan: Wahyu 19-20

Tidak semua orang merasa nyaman ketika ditanya tentang asal-usulnya. Saat mendapat pertanyaan tentang asal-usul diri kita pun kadang tidak mudah untuk menjawabnya. Apalagi jika ternyata asal-usul kita kurang baik, tentu kita tidak akan membeberkan keburukan itu, kita akan berusaha menutupinya.

Yefta pun pasti berat menceritakan asal-usulnya. Yefta adalah seorang yang terusir dari keluarganya karena ia mempunyai asal-usul yang dianggap tidak baik. Yefta tidak saja terusir, tetapi dicoret dari silsilah keluarga karena alasan terlahir dari perempuan lain yang dianggap tidak bermoral. Namun, asal-usul yang buruk itu rupanya sama sekali tidak melunturkan sifat alamiahnya sebagai seorang pemimpin. Ketika sekelompok musuh hendak menyerang Gilead, orang-orang yang dahulu pernah mengusir Yefta tiba-tiba mengharapkannya untuk mau kembali. "Jadilah panglima kami!" pinta mereka. Yefta tidak menerimanya begitu saja mengingat bahwa mereka dahulu begitu membencinya dan bahkan mengusirnya. Butuh waktu untuk meyakinkan Yefta sampai akhirnya ia bersedia memenuhi keinginan mereka.

Apa yang dialami Yefta menunjukkan betapa Tuhan juga memilih orang-orang yang dipandang sebelah mata untuk melaksanakan rencana-Nya. Tuhan tidak memandang seperti apa asal-usul atau bagaimana masa lalu kita. Ia tetap memandang hidup kita berharga! Siapa pun kita, sekelam apa pun masa lalu kita, itu semua tidak sedikit pun mengurangi penilaian Tuhan kepada kita. Kasih-Nya tetap sama! --SYS/www.renunganharian.net


KASIH TUHAN TIDAK DITENTUKAN DARI ASAL-USUL KITA, IA TETAP MEMANDANG DIRI KITA SEBAGAI CIPTAAN-NYA YANG TERLALU BERHARGA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media