MENGHORMATI YANG SUCI

Baca: Kisah Para Rasul 17:10-15


Bacaan tahunan: Ayub 38-40

Seorang pria mengajak temannya bercanda, berkata, "Alkitab itu buku pengantar tidur paling bagus. Baca Imamat dan Bilangan, pasti segera mengantuk." Si teman merengut, berkata setengah membentak, "Ngawur kamu! Buku suci kok dibuat pengantar tidur!" Si pria terdiam, teringat sesuatu, tersenyum. "Iya, Alkitab memang buku suci. Tapi aku mau tanya: Bilangan dan Imamat itu ada di Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru, ya?" Si teman menoleh, mendengus. Si pria tahu, temannya tidak bisa menjawab karena tidak pernah membaca Alkitab.

Tidak sedikit orang yang berlaku ganjil dalam menghormati hal-hal yang suci, termasuk Alkitab. Hal yang suci bagi mereka tidak penting untuk dipelajari, tapi disembah-sembah. Padahal, sesuatu yang dianggap suci umumnya memiliki sejarah mengapa ia menjadi suci dan mesti diperlakukan dengan rasa hormat. Kisah yang kita baca pada hari ini menunjukkan rasa haus dan lapar orang-orang di Berea yang "menerima firman itu dengan segala kerelaan hati... (dan) setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci" (ay. 11).

Agama menjadi kaku dan tidak menggembirakan bila dijalani tanpa pemahaman. Padahal, iman tumbuh dari pencarian akan kebenaran (lih. ay. 12). Iman tanpa pemahaman adalah gerbang bagi fanatisme yang buta. Agama dihormati, Tuhan disembah, kitab suci dimuliakan; tapi kehidupan sehari-hari malah jauh dari damai sejahtera, pengertian, dan tuntunan ilahi. Jadi, agar tak mudah dicekoki pemahaman yang keliru atau menyesatkan, mari kita mempelajari Firman Tuhan. --SN/www.renunganharian.net


BANYAK ORANG TERUSIK OLEH AYAT ALKITAB YANG TIDAK DIMENGERTI, TAPI SAYA PALING TERUSIK OLEH AYAT YANG PALING SAYA MENGERTI.-MARK TWAIN


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media