Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: Mazmur 123
Jiwa kami sudah cukup kenyang dengan . . . penghinaan orang-orang yang sombong.( Mazmur 123:4 )
Bacaan tahunan: Mazmur 20-22 ; Kisah Para Rasul 21:1-17
Pemazmur sudah merasa muak dengan "penghinaan orang-orang yang sombong" (Mzm. 123:4). Mungkin Anda pun merasa demikian. Orang-orang di kantor, di kelas, atau di lingkungan tempat tinggal Anda mungkin menghina iman dan tekad Anda untuk mengikut Yesus. Penderitaan fisik memang dapat menghancurkan tubuh kita, tetapi kata-kata dapat melukai lebih dalam. Dalam tafsirannya terhadap mazmur ini, Derek Kidner menyebut penghinaan sebagai "pisau tajam".
Kita dapat membalas kata-kata ejekan dari orang-orang sombong ini dengan kembali melontarkan ejekan, atau justru sebaliknya, kita dapat melihat usaha mereka untuk mempermalukan kita sebagai suatu tanda kehormatan. Kita dapat bersukacita bahwa kita telah "dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus" (Kis. 5:41). Lebih baik menanggung malu sesaat daripada menerima "kehinaan kekal" (Dan. 12:2).
Kita tidak boleh menjadi sama seperti mereka yang mengejek dengan cara balas mengejek, tetapi marilah kita memberkati mereka yang menganiaya kita. "Berkatilah dan jangan mengutuk," Paulus mengingatkan kita (Rm. 12:14). Kemudian Allah mungkin akan membawa mereka kepada iman dan pertobatan, dan mengubah masa-masa penghinaan kita menjadi kemuliaan kekal.
Akhirnya, sebagaimana pemazmur menasihati kita, kita harus "memandang kepada TUHAN, Allah kita" (123:2). Tidak ada seorang pun yang dapat memahami kita seperti Dia, karena Dia juga pernah menerima penghinaan. Dia akan menunjukkan belas kasihan kepada kita sesuai dengan kasih-Nya yang tidak terbatas. -DHR
Ketika perlakuan orang lain membuat Anda jatuh terpuruk, pandanglah kepada Yesus.
Please sign-in/login using: