MENGENDALIKAN KEDENGKIAN

Baca: Kejadian 4:1-16


Bacaan tahunan: Zakharia 1-7

Semasa kecil, saya sering bertengkar dengan adik saya. Saya mengganggu dan bahkan kadang menyakitinya karena saya merasa kurang dikasihi dibanding dirinya. Ia sering digendong. Bila ada masalah di antara kami, saya diminta mengalah. Adik juga kadang-kadang berteriak tanpa sebab dan orangtua mengira saya pemicunya. Sebenarnya saat itu kami sedang berebut kasih orangtua. Hingga dewasa pun, sifat ini sulit hilang sepenuhnya. Ketika ada orang lain yang lebih disayang, saya seolah ingin bersaing dengannya memperebutkan perhatian.

Kain adalah anak yang kelahirannya disyukuri oleh Hawa. Bahkan mungkin Hawa mengira Kain merupakan janji Allah tentang keturunan yang akan meremukkan kepala si ular yang menyebabkan kejatuhannya. Ketika persembahannya ditolak dan sebaliknya persembahan Habel, adiknya, diterima Tuhan, muncul kedengkian yang besar. Kain pun sulit mengendalikan dirinya. Padahal Tuhan sudah memperingatkannya dengan keras. Namun, karena Kain lebih tunduk pada hawa nafsunya sendiri, ia pun melenyapkan adiknya. Padahal, seharusnya ia mencari tahu mengapa persembahannya tidak diterima, lalu memperbaiki dirinya.

Bila hati Anda panas karena kalah populer atau kurang dicintai orang lain, peringatan Tuhan kepada Kain patut dicamkan. Tuhan ingin kita dapat mengendalikan, bahkan mematikan hawa nafsu kita (Kol. 3:5-8). Keinginan untuk merebut perhatian dan kasih sayang janganlah menjadikan kita hamba dan korban dari nafsu kedagingan kita sendiri. --HEM/www.renunganharian.net


KEDENGKIAN YANG TAK TERATASI AKAN MELAHIRKAN DOSA YANG LEBIH BESAR.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media