MENCARI NILAI

Baca: 1 Tesalonika 2:1-12


Bacaan tahunan: Hakim-Hakim 12-14

Seorang siswa selalu mendapatkan nilai yang baik dalam ujian Matematika. Suatu kali guru mengujinya secara lisan: mencongak. Soal-soal yang diberikan relatif mudah, namun jawaban siswa itu nyatanya salah semua. Ternyata selama ini ia mencontek pekerjaan siswa lain.

Mendapatkan nilai yang baik adalah salah satu ciri anak pintar. Siapa yang tidak bangga mendapatkan nilai baik? Siapa yang tidak senang mendapatkan sanjungan dari berbagai pihak-orangtua, guru, teman? Tetapi apalah artinya mendapat nilai yang baik jika sesungguhnya kita tidak cakap dalam bidang pelajaran itu? Sebuah kebohongan belaka.

Sebagai utusan Allah yang dipercaya untuk memberitakan Injil, Rasul Paulus menyampaikan pengajaran bukan untuk menyenangkan hati manusia, melainkan menyenangkan hati Allah yang menguji hatinya. Paulus tidak mengajar dengan perkataan yang manis. Ia tidak mengajar untuk mendapatkan uang atau mencari pujian dari manusia.

Malangnya, masih banyak orang Kristen yang takut menyatakan kebenaran. Mereka lebih memilih menyenangkan orang. Berusaha supaya keberadaannya diterima, mencari sanjungan orang lain. Mereka berkata-kata dengan manis, namun tujuannya melenceng: supaya orang tertarik untuk datang ke gerejanya, supaya memperoleh sumbangan, dan sebagainya. Jangan sampai kita lupa bahwa hidup ini adalah milik Allah dan harus dipersembahkan bagi kemuliaan nama-Nya. Kita dipanggil untuk mewartakan Injil dengan murni, tanpa tipu daya atau motivasi yang terselubung. --EBL/Renungan Harian


TUHAN MEMANGGIL KITA UNTUK MELAYANI-NYA DALAM KEBENARAN YANG MENYELAMATKAN, BUKAN UNTUK MENCARI PUJIAN ATAU KEUNTUNGAN.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media