Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: MATIUS 11:25–30
Bacaan tahunan: Yeremia 49–50
Sebuah lukisan memperlihatkan seekor gajah sedang berusaha melewati celah sebuah tembok. Ia berpeluh dan terlihat terjepit di celah sempit tersebut, berusaha sekuat tenaga untuk melewatinya. Saat sang pelukis diminta untuk membuat lukisan yang menggambarkan bagaimana kisah akhir gajah tersebut, sesuatu yang tak terduga terjadi. Sang pelukis justru membuat gambaran di mana gajah itu tidak perlu melewati celah sempit. Rupanya tembok itu memiliki lorong yang dapat disusuri sehingga gajah itu dapat keluar tanpa harus mengorbankan nyawanya dengan risiko terjepit pada celah sempit tersebut.
Saya sering kali merasa seperti gajah muda itu. Saya sering tidak dapat menemukan gambaran besar dari Sang Pelukis Kehidupan. Saya berpikir ada hal-hal yang mutlak harus saya lewati. Padahal hal-hal yang saya pikir sebagai keharusan tersebut bisa jadi adalah celah sempit yang tidak mesti dilalui. Fokus dan perhatian kepada celah sempit yang saya kira sebagai jalan keluar rupanya menjadi kuk yang tidak diperlukan. Saya membebani pundak saya dengan kuk yang tidak seharusnya ditanggung.
Kadang-kadang kita tidak dapat menemukan atau membedakan apakah kuk yang kita tanggung berasal dari Allah atau dari hal-hal di luar Allah. Apakah Anda mau menemukan kuk yang sesungguhnya dipasang oleh Allah? Kuk yang berasal dari Allah telah terlebih dahulu ditanggung Tuhan Yesus melalui karya salib, selanjutnya kita perlu belajar dari teladan Tuhan Yesus dalam menanggung penderitaan.
-MRD/www.renunganharian.net
BERTANYALAH KEPADA ALLAH UNTUK MENEMUKAN KUK YANG SEMESTINYA KITA TANGGUNG
Please sign-in/login using: