MEMANUSIAKAN SI LEMAH

Baca: AMSAL 14:31


Bacaan tahunan: Ayub 21-24

Amsal 14:31 mengingatkan bahwa kaum lemah-orang-orang miskin, sakit, tertindas, terpinggirkan, dll.-adalah fokus keprihatinan Tuhan, sehingga sikap kita terhadap mereka Tuhan perhitungkan sebagai sikap kita kepada Tuhan sendiri (menghina Sang Pencipta, atau memuliakan-Nya). Semua bentuk penindasan terhadap kaum lemah adalah tindakan yang tidak memanusiakan kaum lemah, dan itu adalah tindakan menghina Sang Pencipta.

Memang, tidak sedikit orang yang dengan tulus mengasihi kaum lemah. Para budiman ini melihat si lemah sebagai sesama yang rindu dikasihi, dan sungguh berupaya untuk menolong si lemah. Namun, tidak sedikit juga orang yang melihat kaum lemah sebagai bukan sesama, sebagai bukan manusia, melainkan sebagai peluang untuk dimanfaatkan, lahan untuk dieksploitasi, alat untuk dikorbankan demi keinginan. Praktik human trafficking, memeras para pekerja migran, mengabaikan hak kaum marginal, mempermainkan harga sembako, adalah sedikit contoh dari itu.

Memang, ketika si lemah dipandang sebagai alat untuk meraih keinginan, mereka dianggap bukan manusia, diperlakukan bagai bukan manusia, hingga mereka seakan menjadi bukan manusia. Namun, ketika si lemah dilihat sebagai sesama yang rindu dicintai, sikap kepada si lemah menjadi manusiawi: penuh hormat dan cinta. Ketika si lemah dimanusiakan, diperlakukan manusiawi, mereka mengalami menjadi benar-benar manusia.

Amsal 14:31 mengajak kita untuk tulus menghormati dan mengasihi kaum lemah, memperlakukan mereka secara manusiawi, memanusiakan mereka. --EE/www.renunganharian.net


KETIKA SI LEMAH DIMANUSIAKAN, DIPERLAKUKAN MANUSIAWI, MEREKA MENGALAMI MENJADI BENAR-BENAR MANUSIA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media