MAHKOTA DURI

Baca: Markus 15:16-20a

Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. (Markus 15:17)


Bacaan tahunan: Yesaya 64-66

Terasa nyeri tertusuk duri... demikian penggalan lirik lagu pop kala saya masih remaja. Kebetulan nama pelantun tembangnya Rafika Duri. Ya, kehadiran duri berisiko menusuk. Rasanya sakit. Paulus menamai "penyakit" di tubuhnya "duri di dalam dagingku" (2 Kor 12:7). Wujud duri janggal. Dari tangkai yang lurus-landai tiba-tiba timbul tonjolan ekstrim. Tekukan tajam. Menyimpang tajam. Berujung tajam. Serba tajam, siap menusuk. Nyeri rasanya.

Duri hadir di bumi bersamaan dengan hadirnya dosa. Dosa adalah penyimpangan tajam dari kehendak Allah. Kehidupan jadi terlaknat. Timbul "semak duri dan rumput duri" (Kej 3:17-18). Duri adalah buah dosa, hasil penyimpangan. Dosa membuat kehidupan ini serba berduri. Rupa-rupa hal menyakitkan terjadi di keluarga, di sekolah atau pekerjaan, dan di masyarakat. Penyakit. Kelainan. Kecacatan. Penyelewengan. Kecurangan. Konflik. Permusuhan. Kegagalan. Pengkhianatan. Kepedihan. Darah. Air mata. Semuanya menyakitkan. Duri. Nyeri.

Ketika disalibkan kepala Yesus diberi mahkota rangkaian tangkai berduri. Dipaksakan masuk. Praaak! Buluh menghantam. Duri menusuk. Kulit terobek. Daging tercabik. Urat terpotong. Darah mengalir. Artinya, Dia merasakan semua kesakitan akibat dosa. Mahkota duri mewartakan: Yesus adalah Tuhan yang tak pernah jauh dari kita. Kala duri kehidupan menusuk kita, biasanya orang pergi menjauhi kita. Yesus tidak! Dia kenal betul tusukan duri itu. Perih dan nyerinya. Di tempat kita merasa nyeri, Dia ada bersama kita. Yakinlah! --Pipi A


BERSIAPLAH MENGGARAP LAHAN MILIK TUHAN DENGAN MENABURKAN BENIH FIRMAN TUHAN KEPADA SEMUA ORANG YANG BELUM MENGENAL-NYA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media