Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: YEHEZKIEL 24:15-27
Bacaan tahunan: Yeremia 14-17
Saudara saya menangis saat peti mati istrinya diturunkan ke liang lahat, itulah reaksi yang saya lihat. Istri saudara saya meninggal karena sakit, kedua anaknya masih kecil dan sangat membutuhkan seorang ibu. Saya mengenal saudara ini orangnya tegar, masalah sesulit apa pun dia tidak pernah mengeluh apalagi menangis. Namun, dia akhirnya menangis karena kesedihan dan kehilangan orang terdekatnya.
Wajar kita menangis saat kehilangan orang yang paling kita cintai. Namun, hal berbeda dialami Yehezkiel. Tuhan melarang Yehezkiel meratap atau menangis (ay. 16), Tuhan menyuruh Yehezkiel diam-diam saja mengeluh, jangan mengadakan ratapan kematian, dan jangan makan roti perkabungan (ay. 17). Yehezkiel mendapat peringatan dari Tuhan sebelum istrinya mati, dan Yehezkiel dengan patuh mengikuti instruksi Tuhan yang sulit (ay. 18) sehingga orang-orang kemudian bertanya (ay. 19). Tuhan menggunakan kematian istri Yehezkiel sebagai tanda bagi orang Yehuda bahwa Dia adalah Tuhan dan Dia setia kepada firman-Nya. Mereka akan merasakan penderitaan luar biasa akibat dosa-dosa mereka, dan segala kenikmatan mereka akan diambil (ay. 25).
Tuhan adalah penguasa hidup kita, Dia tidak perlu izin kita untuk mengambil nyawa seseorang, termasuk orang yang paling kita kasihi. Pasti sulit dan berat dijalani, tetapi jangan pernah menyalahkan Tuhan, apalagi meninggalkan-Nya. Bagian yang bisa kita lakukan adalah tetap rendah hati dan tetap setia mengikut Tuhan sama seperti yang dilakukan Yehezkiel.
-RTG/www.renunganharian.net
KITA TETAP MAU RENDAH HATI, TAAT, DAN SETIA KEPADA TUHAN MESKI HARUS KEHILANGAN ORANG YANG PALING KITA CINTAI
Please sign-in/login using: