KELEMBUTAN HATI

Baca: Bilangan 12


Bacaan tahunan: Daniel 4-6

Lemah lembut dapat berarti mudah dibentuk, lentur, tidak kaku. Juga, menundukkan diri pada kehendak Allah. Musa disebut sebagai orang yang sangat lembut hatinya. Bukan berarti ia tidak pernah marah. Ia sering marah dan dosa terbesarnya juga karena marah. Namun, ia belajar untuk menahan diri dan bersikap lemah lembut pada saat yang tepat. Ketika ditentang oleh Miryam dan Harun, ia tidak membela dirinya. Tuhanlah yang membela Musa dengan memaparkan keistimewaannya di hadapan Miryam dan Harun.

Miryam mendapatkan hukuman berupa penyakit kusta. Kusta adalah lambang tulah atau hukuman Tuhan. Orang kusta harus dikucilkan. Melihat itu, Harun memohon agar mereka dilepaskan dari hukuman. Tanpa menunda-nunda, Musa pun berseru kepada Tuhan, "Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia." Hati Tuhan tertuju kepada Musa dan Tuhan mengindahkan permohonannya. Tuhan tetap menghukum Miryam, tetapi hanya sepanjang 7 hari. Inilah bukti kelemahlembutan Musa. Di satu sisi, ia sama sekali tidak merasa bersukacita atas pembalasan yang dilakukan Tuhan terhadap saudaranya; di sisi lain, ia tetap tunduk kepada kehendak-Nya.

Bagaimana sikap hati kita ketika ada orang menyinggung perasaan kita? Bagaimana sikap hati kita ketika orang berbicara hal yang buruk tentang diri kita? Mari kita belajar memiliki kelemahlembutan dalam hati kita. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang yang lembut hatinya. Tuhan sendiri yang akan menjagai kehidupan kita, bahkan pada saat orang berbuat jahat kepada kita. --AST/www.renunganharian.net


ORANG YANG LEMAH LEMBUT TIDAK AKAN MELAKUKAN PEMBALASAN, TETAPI MENUNDUKKAN DIRINYA KEPADA KEHENDAK ALLAH SEPENUHNYA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media