Janji Yang Pasti Dipenuhi

Baca: 2 Tawarikh 6:1-11

Sebab Kristus adalah ‘'ya'' bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan ‘'Amin'' untuk memuliakan Allah.( 2 Korintus 1:20 )


Bacaan tahunan: Mazmur 100-102 ;  1 Korintus 1

Setelah mengalami krisis keuangan global, pemerintah Amerika Serikat memberlakukan hukum yang lebih ketat untuk melindungi rakyat dari praktek-praktek perbankan yang tidak wajar. Bank-bank pun harus mengubah sejumlah kebijakan mereka supaya sesuai dengan hukum tersebut. Untuk memberitahukan tentang perubahan itu, bank tempat saya menabung mengirimkan surat kepada saya. Namun, ketika saya selesai membaca surat itu, alih-alih mengerti, saya justru punya semakin banyak pertanyaan. Penggunaan frasa seperti "kami mungkin" dan "keputusan di tangan kami" tentu tidak terdengar sebagai sesuatu yang dapat saya andalkan!

Sebaliknya, Perjanjian Lama berulang kali menuliskan perkataan Allah: "Aku akan". Allah berjanji kepada Daud: "Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya" (2 Sam. 7:12-13). Tidak ada keragu-raguan dalam kata-kata tersebut. Menyadari kesetiaan Allah terhadap janji-Nya, Salomo mengucapkan demikian dalam doanya ketika mentahbiskan Bait Allah: "Engkau yang tetap berpegang pada janji-Mu terhadap hamba-Mu Daud, ayahku, dan yang telah menggenapi dengan tangan-Mu apa yang Kaufirmankan dengan mulut-Mu, seperti yang terjadi pada hari ini" (2 Taw. 6:15). Berabad-abad kemudian, Paulus mengatakan bahwa semua janji Allah adalah "ya" di dalam Kristus (2 Kor. 1:20).

Di tengah dunia yang tidak pasti, kita menaruh sikap percaya kepada Allah yang setia, yang akan senantiasa menepati janji-Nya. -JAL


Iman mengetahui bahwa Allah pasti menepati janji-Nya.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media