JABATAN DAN PELAYANAN

Baca: 2 TAWARIKH 35:1-19


Bacaan tahunan: 2 Raja-raja 20-22

Jabatan seorang pemimpin sering kali dipandang sebagai jabatan penguasa, yang memiliki kekuasaan yang sangat besar. Oleh karenanya, maka tugas seorang pemimpin dianggap hanya sebagai pemberi perintah saja. Orang lain hanya dilihat sebagai pekerja, yakni bawahannya yang bekerja untuknya. Tetapi dengan demikian, apakah kehidupan manusia dapat terbangun dengan baik?

Dalam kehidupan bangsa Israel, Tuhan menunjuk orang Lewi untuk menjadi imam atas bangsa Israel. Oleh karena itulah, maka mereka menjadi kaum yang sangat dipandang dan dihormati. Sekalipun demikian, Yosia memerintahkan mereka untuk melayani Tuhan dan umat-Nya. Tugas untuk melayani, tentu berbanding terbalik dengan jabatan yang mereka pegang, karena mereka harus menjadi pelayan atas orang lain. Artinya, jabatan yang tinggi tidaklah membuat mereka berhak untuk menyombongkan diri, tetapi haruslah mereka menempatkan diri di tempat yang rendah. Karena mereka mempunyai tugas untuk membangun hidup umat, yang mana tugas itu hanya bisa dilakukan dengan merendahkan diri. Dengan merendahkan diri untuk melayani, maka pengajaran yang mereka berikan akan dapat menjadi dorongan untuk umat sehingga kehidupan mereka dapat semakin terbangun.

Sebuah jabatan tidak dapat diartikan sebagai kekuasaan. Namun, kita justru diajak untuk semakin merendahkan diri. Karena hanya dengan merendahkan diri sajalah, maka kita dapat melayani dan membangun hidup orang lain, serta bertanggung jawab atas kepercayaan yang kita terima.
-ZDP/www.renunganharian.net


JABATAN MEMBUTAKAN MATA, TETAPI KERENDAHHATIAN MEMBUKAKAN MATA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media