FOMO

Baca: ROMA 12:1-8


Bacaan tahunan: Mazmur 119

Salah satu kamus gaul zaman sekarang adalah FOMO, kepanjangan dari fearing of missing out, yang artinya perasaan takut atau cemas ketinggalan momen, tren, atau aktivitas tertentu. Perasaan ini bisa muncul ketika melihat orang lain sedang mengunjungi satu tempat wisata yang sedang digemari banyak orang, makan di kafe yang sedang ramai dibicarakan orang, memakai pakaian model tertentu, membahas berita yang sedang viral, dan lain-lain, sementara ia sendiri belum melakukan kegiatan tersebut. Media sosial, menjadi wadah yang mempertontonkan semua ini semakin menambah kecemasannya. Alat ukur dari orang-orang yang mengalami fomo adalah tindakan atau perilaku orang-orang di sekitarnya.

Rasul Paulus mengingatkan kita agar jangan mengikuti gaya hidup dunia. Yang seharusnya menentukan perilaku kita ialah firman Tuhan. Itulah yang mengubah serta membarui akal budi kita. Hasilnya, kita mampu mengenali kehendak Allah. Kita jadi mengerti apa yang baik dan yang berkenan bagi Tuhan, dan kita melakukannya. Nilai-nilai hidup serta perbuatan kita pun akan berbeda dengan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, tetapi kita tidak menjadi takut dan cemas karenanya. Kita bahkan diharapkan menjadi model atau panutan, sehingga orang-orang lainlah yang akan meniru serta mengikuti teladan kita.

Sebagai pengikut Kristus, kita harus berani menjalani hidup yang berbeda. Tentunya dengan berpegang pada nilai-nilai kebenaran dan kasih. Menjunjung tinggi kekudusan dan kejujuran. Serta, tidak berkompromi dengan dosa dan kejahatan. Kristus memang memanggil kita untuk berbeda dengan dunia, dengan menjalani kehendak-Nya.
-HT/www.renunganharian.net


KITA TAK PERLU TAKUT BERBEDA DENGAN BANYAK ORANG, ASALKAN KITA SEDANG BERDIRI DI JALAN YANG DIKENAN TUHAN


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media