BERKAT ATAU PRIBADI ALLAH?

Baca: Mazmur 73


Bacaan tahunan: Amsal 6-10

Saya sering dicemooh karena belum punya anak, bahkan beberapa pihak mulai melecehkan Allah yang saya percaya. Ketika mendengar kabar bahwa mereka hamil dan melahirkan, saya langsung berpikir begitu mudahnya mereka mendapatkan keturunan, padahal mereka tidak percaya pada Allah. Saya sulit memahami maksud Allah yang membiarkan saya merasa iri. Sebagai orang percaya, saya merasa "lebih layak" daripada mereka.

Asaf pun bergumul memahami maksud Allah. Meskipun sudah mempertahankan hati yang bersih, hidupnya malah lebih menderita daripada orang fasik. Meskipun ia pelayan Allah, ia tidak mengenal pribadi Allah yang sesungguhnya. Ia memiliki pemahaman yang salah tentang Allah. Ia jadi cemburu pada orang fasik. Namun, Allah kemudian memberikan pemahaman yang baru dan benar padanya: bahwa pribadi Allah itu sendiri lebih dari cukup sehingga ia tidak menginginkan apa pun lagi. Allah tetaplah Allah, baik ia dalam kondisi menderita maupun dalam kondisi baik.

Kita sering menjadikan Allah sebagai Allah hanya ketika kondisi kita baik. Tanpa sadar kita memiliki pemahaman yang salah sehingga mudah iri terhadap orang lain yang kondisinya lebih baik. Pribadi Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus yang dikaruniakan kepada kita melebihi segala berkat. Dia memakai pergumulan hidup untuk memurnikan iman kita hingga kita memiliki pemahaman yang benar tentang diri-Nya. Dengan terus berpaut kepada Allah, kita dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya sehingga orang lain dapat melihat Allah yang melindungi kita. --RA/www.renunganharian.net


KITA TELAH MEMILIKI SEGALANYA DALAM PRIBADI TUHAN YESUS KRISTUS DAN ITU LEBIH DARI CUKUP.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media