ALLAH YANG PERKASA

Baca: Yohanes 20:24-31


Bacaan tahunan: Wahyu 3-5

Kita melukiskan keperkasaan itu dalam bentuk kekuatan, kegagahan, atau keberanian, yang kerap diperankan dalam kisah kepahlawanan. Namun ketika kita membaca apa yang dinubuatkan Yesaya, kita melihat sebuah hal bertolak belakang dengan gambaran sebuah keperkasaan. Kita menyaksikan penggenapan nubuatan itu demikian: Allah yang perkasa itu tidak datang ke dunia dengan segala kemegahan dan kekuatan-Nya, tetapi dalam rupa seorang bayi yang terbaring di sebuah palungan dalam kandang di Betlehem. Bagaimana kita dapat memaknai hal ini?

Sesungguhnya Allah menunjukkan keperkasaan-Nya sesuai maksud dan rencana-Nya sendiri. Dalam Perjanjian Baru, Alkitab tidak menggambarkan kehadiran-Nya dalam wujud kegagahan, kemegahan atau kedahsyatan. Sebaliknya, yang tergambar dari pribadi Yesus adalah kerendahan hati dan kelemahlembutan. Tetapi, melalui kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya, Dia telah menunjukkan keperkasaan dan kemenangan-Nya yang telah membebaskan umat manusia dari kuasa dosa.

Yesus Kristus telah menunjukkan keperkasaan-Nya dengan kemenangan atas dosa-dosa kita. Kini, apakah kita juga tetap percaya bahwa keperkasaan-Nya akan kita andalkan untuk menyelesaikan setiap pergumulan hidup kita setiap hari? Jika dalam hal yang paling fundamental yakni keselamatan jiwa kita, Yesus sudah menunjukkan keperkasaan-Nya, akankah kita meragukan kesanggupan-Nya untuk menolong kita? --SYS/www.renunganharian.net


KUASA KEMATIAN DAN KEBANGKITAN-NYA ATAS MAUT LEBIH DARI CUKUP UNTUK MEMBUKTIKAN KEPERKASAAN-NYA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media