ALLAH MEMBATALKAN RENCANA-NYA

Baca: Yunus 3:1-10


Bacaan tahunan: 2 Tawarikh 34-36

Ayat ini sering membingungkan. Bagaimana mungkin Allah yang mahatahu, maha sempurna, dan tak mungkin berbuat salah, bisa membuat rencana untuk menghukum Niniwe, kemudian menyesal atas rencana yang telah dirancang-Nya dan membatalkannya?

Pertama marilah kita memahami tujuan Allah merencanakan hukuman bagi penduduk Niniwe. Bukan untuk pelampiasan balas dendam, atau pemuasan nafsu amarah-Nya. Tetapi untuk menegakkan kebenaran, disiplin dan keadilan. Kedua, Allah yang benar dan adil itu juga Allah yang mahakasih. Keinginan Allah yang utama adalah menunjukkan belas kasihan, bukan melaksanakan hukuman yang dirancang-Nya. Sebab Ia tak ingin seorangpun binasa, tetapi agar setiap orang bertobat, menerima pengampunan dan hidup kekal. (2Pet. 3:9). Hukuman terjadi sebagai konsekuensi akhir akibat kejahatan yang terus dihidupi, dan tak mau menghentikannya. Namun apa jadinya jika penduduk Niniwe bertobat dari tingkah lakunya yang jahat, memohon belas kasihan- Nya, dan Allah tetap menghukumnya? Dia pasti bukan Allah yang maha adil, kasih dan benar. Tetapi Allah yang sewenang-wenang. Justru ketika Niniwe berubah, bertobat dari dosanya, maka Allah pun juga mengubah rencana-Nya untuk menghukum Niniwe. Dia tetap Allah yang konsisten. Ia tetap melaksanakan janji setia-Nya: "sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba"(Yes. 1:18). Jika kamu mau menurut dan mendengar Firman Tuhan. --SST/Renungan Harian


IA TETAP ALLAH YANG KONSISTEN, PADA-NYA TIDAK ADA PERUBAHAN DAN PERTUKARAN. IA TAK PERNAH LALAI MEWUJUDKAN JANJI-NYA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media