BALAS DENDAM TERBAIK

Baca: Roma 12:9-21


Bacaan tahunan: 2 Samuel 23-24

Quentin Tarantino terkenal kerap menyutradari film bertema pembalasan dendam, seperti Kill Bill dan The Hateful Eight. Tidak mengherankan, filmnya penuh dengan adegan kekerasan berdarah-darah. Kejahatan seseorang dibalas dengan kejahatan yang lebih kejam lagi-begitulah keadilan ditegakkan. Dan, begitulah gambaran yang terdapat dalam gagasan kebanyakan orang.

Alkitab menawarkan konsep yang berlawanan. Kita kerap mengutip ayat 19 dan berkata, "Jangan membalas dendam karena pembalasan itu hak Tuhan." Dan, berhenti di situ. Kita cenderung membayangkan Tuhan akan menimpakan siksaan yang berat bagi si pelaku kejahatan. Begitukah? Setelah mendorong kita menyerahkan pembalasan kepada Allah, Rasul Paulus menulis, "Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum!" (ay. 20). Alih-alih membalas kejahatan dengan kejahatan, kita diundang untuk membalas kejahatan dengan kebaikan-itulah metode pembalasan dendam menurut standar Tuhan, Bapa Surgawi yang sempurna (bdk. Mat. 5:38-48). Mengapa hal itu digambarkan seperti "menumpukkan bara api di atas kepala"? Ketika seseorang membalas keegoisan kita dengan kebaikan, kita akan mengalami siksaan batin yang menyakitkan. Namun, tujuannya bukanlah membinasakan, melainkan memulihkan, menggugah pertobatan. Begitulah cara "mengalahkan kejahatan dengan kebaikan" (ay. 21). Kebaikan lebih kuat daripada kejahatan!

Jadi, bagaimana? Ingin membalas dendam? Kasihilah musuh kita secara berlimpah-limpah! --ARS/www.renunganharian.net


MENGASIHI MUSUH DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH ADALAH PEMBALASAN DENDAM YANG SEBAIK-BAIKNYA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media