Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: YESAYA 55:1-7
Bacaan tahunan: Galatia 1-3
Sebagai orang beriman, Allah tentu menjadi sandaran hidup kita. Namun, kehidupan beriman kita terkadang disertai dengan keangkuhan kita, dengan merasa bahwa kita dapat menjalani hidup seorang diri. Sikap demikian tentu tidak bisa kita lakukan dalam relasi kita dengan Allah. Sebab kita bukannya berserah kepada Allah, tetapi justru menyandarkan hidup pada kemampuan diri kita sendiri.
Pembuangan adalah bentuk hukuman yang Allah berikan kepada bangsa Israel, sebab keangkuhan mereka hingga mereka memilih untuk meninggalkan Allah. Hukuman yang begitu keras tersebut tentu dirasa sangat menyesakkan hati bangsa Israel. Sekalipun demikian, Allah tidak lantas membenci dan membalas dengan meninggalkan mereka. Yesaya menunjukkan bahwa sekalipun Allah murka, Allah selalu berkenan untuk mereka temui. Artinya, sejak semula tidak pernah sekalipun Allah meninggalkan mereka, dan selalu membuka diri bagi mereka. Melalui perkataannya ini, Yesaya mengajak bangsa Israel untuk membuka hati mereka supaya mereka sadar menyadari hadirnya Allah bagi mereka, sehingga mereka bersedia untuk kembali hidup bersama dengan Allah dan menjadikan Allah sebagai sandaran hidup mereka.
Keangkuhan tidak akan menghasilkan apa pun selain penderitaan karena kita tidak bisa menjalani hidup dengan kemampuan kita sendiri. Oleh karenanya, kita diajak untuk selalu membuka hati kepada Allah dan menjadikan-Nya sebagai sandaran hidup kita. Sebab Allah selalu membuka hati untuk menuntun langkah kita.
-ZDP/www.renunganharian.net
JANGANLAH SOMBONG DAN MENGANGGAP BAHWA KITA BISA MENJALANI HIDUP DENGAN KEKUATAN KITA SENDIRI
Please sign-in/login using: