Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: MARKUS 13:1-13
Bacaan tahunan: Yehezkiel 37-39
Bait Allah di Yerusalem adalah bangunan yang sangat megah pada zamannya. Ditopang dengan batu-batu pilihan berukuran besar yang dipahat dengan indah. Banyak bagiannya juga disalut dengan emas. Hasilnya adalah sebuah bangunan megah dengan arsitektur yang mengagumkan. Bangunan itu pun menjadi kebanggaan umat Israel, sekaligus menjadi pusat peribadatan mereka. Karena bait itu menjadi tanda kehadiran Allah di tengah umat-Nya.
Sayangnya, kekaguman bangsa Israel terhadap Bait Allah tidak selaras dengan ketaatan mereka kepada Dia. Pada akhirnya, mereka hanya sebatas mengagumi kemegahan gedung itu. Peribadatan mereka justru menjadi ajang menyombongkan diri, serta menjadi topeng untuk menutupi kejahatan. Mereka melupakan esensi atau hakikat keberadaan Bait Allah, yang seharusnya menjadi sarana bertemu dengan Allah, serta buahnya terlihat dalam kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai firman-Nya.
Yesus pun menubuatkan kehancuran bait itu, seolah hendak menegaskan bahwa itu hanyalah bangunan biasa. Bersifat sementara. Tidak kekal. Bisa hancur. Perkataan Yesus ini menjadi teguran agar para murid-termasuk kita semua-tidak hanya berfokus pada pengagungan hal-hal duniawi atau lahiriah, tetapi pada sesuatu yang bernilai kekal, yang tidak dapat hancur atau binasa. Sampai batas yang wajar kita bisa saja terpesona dengan kemolekan fisik, keindahan bangunan, kekayaan yang melimpah, jabatan yang tinggi, atau teknologi super canggih. Namun, kita perlu ingat bahwa semua itu tidak kekal. Hanya Allah saja yang kekal. Dialah seharusnya menjadi pusat hidup dan kekaguman kita. Kehendak-Nyalah yang seharusnya menjadi dasar hidup kita.
-HT/www.renunganharian.net
PRIBADI ALLAH YANG KEKAL SERTA KEHENDAK-NYA SEHARUSNYA MENJADI PUSAT HIDUP SERTA RASA KAGUM KITA
Please sign-in/login using: