Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: HABAKUK 3
Bacaan tahunan: Mazmur 32-35
Babak akhir dari kitab Habakuk memuat pernyataan iman bahwa sekalipun pohon ara tidak berbunga, pokok anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dalam kurungan, dan tidak ada lembu dalam kandang, ia akan tetap bersukacita di dalam Tuhan dan bersorak-sorai bagi Allah (ay. 17-18). Pernyataan tersebut kemudian digubah menjadi sebuah nyanyian yang indah dan membangkitkan semangat. Namun, coba tengok babak pertamanya, di situ termuat keluh kesah. Tak dapat tidak sang nabi menunjukkan kejengkelan atas diamnya Tuhan terhadap ketidakadilan. Ia berseru, "Berapa lama lagi, ya Tuhan?" Disusul, "Mengapa, Tuhan?" (Hab. 1:2-3).
Perubahan terjadi sesudah Habakuk datang menghampiri Tuhan. Sikap hatinya berubah saat ia tengah mempercakapkan perkaranya di hadapan Allah. Tersadar siapa dirinya sampai berani mengajukan protes pada perilaku Tuhan. Terpikir mungkinkah Sang Maha Adil bertindak tidak adil? Maka kemudian, keluh kesah itu hilang. Gantinya ia memuji kesempurnaan pekerjaan Tuhan (ay. 2). Padanya ada lagi ketabahan untuk menanti waktu pertolongan Tuhan (ay. 16b). Puncaknya ia mencetuskan pernyataan iman.
Kita berharap dapat tampil sebagai Habakuk pada babak akhir. Namun, dapat terjadi saat ini kita justru serupa sosoknya pada babak pertama. Kita tertekan oleh beratnya pergumulan sehingga berkeluh kesah. Solusinya, mari datang menghampiri Tuhan dan menyatakan segala kesesakan di dalam doa. Sesudahnya, takkan sikap hati ini tetap sama. Seketika kita tersadar akan kuasa dan kasih Tuhan. Terpikir Dia mampu dan mau menolong kita. Iman akan diteguhkan, lalu mulut memuji-muji nama Tuhan.
-LIN/www.renunganharian.net
KELUH KESAH DIGANTIKAN IMAN KETIKA KITA BERGERAK MENGHAMPIRI TUHAN
Please sign-in/login using: