MENJADI TERMOSTAT

Baca: DANIEL 2:1-24


Bacaan tahunan: Lukas 8-9

Termometer dan termostat, sama-sama mengukur temperatur. Namun, apabila kegunaannya dianalisa secara saksama, akan tampak perbedaannya. Termometer bersifat pasif. Termometer merekam temperatur lingkungannya, tetapi tidak dapat mengubahnya. Termostat bersifat aktif. Termostat dapat menentukan kondisi lingkungannya serta membuat perubahan demi terbangunnya iklim yang kondusif.

Semua orang di istana Babel tahu ketegangan yang sedang terjadi. Mereka dapat mendeskripsikan persoalan dengan rinci. Mereka tahu Raja Nebukadnezar baru bertitah untuk melenyapkan orang-orang bijaksana di Babel. Sebabnya, tak seorang pun mampu memberitahukan kepada raja mimpinya beserta maknanya. Sayang, seperti termometer, semua orang itu hanya berdiam diri. Mereka tahu, tetapi tidak berbuat sesuatu. Mereka hanya pasrah jika seluruh orang bijaksana dibunuh. Untung ada Daniel, seorang buangan dari Yehuda yang bertindak seperti termostat. Daniel menghadap raja lalu ia meminta waktu untuk memecahkan misteri itu. Selanjutnya Daniel, bersama ketiga orang temannya, berdoa kepada Tuhan memohon pertolongan. Tuhan mengabulkan doa mereka. Dalam suatu penglihatan malam, Tuhan menyingkapkan kepada Daniel mimpi itu lengkap dengan maknanya.

Percuma jika hanya tahu, tetapi enggan berbuat sesuatu. Alih-alih menjadi termometer, mari bertindak seperti termostat! Tak sekadar cakap mendeskripsikan situasi, mari berupaya menjadi pembawa solusi. Alih-alih berdiam diri saat sebuah persoalan muncul, bila mampu, kita turun tangan membantu. Misal, saat melihat orang lain kekurangan, kita mau berbagi. Saat orang lain bersusah hati, kita turut menghibur. Saat orang lain sakit, kita mendoakan kesembuhan mereka.
-LIN/www.renunganharian.net


TAK HANYA CAKAP MENDESKRIPSIKAN PERSOALAN, KITA MAU BERUPAYA MEMBERIKAN SOLUSI


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media