UJUNG-UJUNGNYA RUWET

Baca: KEJADIAN 12:10-20


Bacaan tahunan: Kisah Para Rasul 20-22

Karena merasa mampu, kadang saya berusaha untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan tanpa melibatkan orang lain. "Saya bisa menyelesaikannya seorang diri!" pikir saya. Walau berulang kali gagal, saya berusaha menolak ketika beberapa orang menawarkan bantuan. Dan hasil akhirnya pun jelas, bukannya terselesaikan, ujung-ujungnya justru bertambah ruwet.

Abram pun punya pengalaman serupa. Ketika bencana kelaparan melanda, ia memilih untuk mengikuti jalan pikirannya sendiri daripada bertanya dan meminta petunjuk Tuhan. Di mata Abram, Mesir limpah dengan makanan, tetapi ia buta terhadap keruwetan lebih besar yang bakal terjadi. Tanpa diduga, istrinya yang cantik itu mengundang perhatian orang Mesir. Abram memutar otak mencari cara menyelamatkan diri. Ia meminta Sarai mengaku sebagai adiknya jika ditanya orang Mesir. Rupanya cara ini justru membawanya pada masalah baru. Firaun ingin memperistri Sarai! Sampai-sampai Tuhan harus menulahi istana Firaun.

Kita sering tergoda membuat keputusan tanpa pertimbangan ketika melihat sebuah ancaman. Kita merasa kuat dan mampu mengatasinya tanpa perlu melibatkan orang lain, bahkan Tuhan. Tidak jarang situasi tidak terduga itu justru terjadi ketika kita menjalankan strategi yang kita pikir jitu. Bukannya teratasi, kita malah terjebak dalam sebuah tragedi. Bukannya terurai, masalah justru menjadi semakin ruwet. Keangkuhan membuat diri kita terlalu percaya diri dan tidak lagi melibatkan Tuhan. Keangkuhan akan membawa kita pada masalah.
-SYS/www.renunganharian.net


SAYA ADALAH ORANG YANG ANGKUH KETIKA SAYA TIDAK LAGI MELIBATKAN TUHAN DALAM SETIAP PERENCANAAN SAYA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media