Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: LUKAS 2:8-20
Bacaan tahunan: Wahyu 14-16
Di masa itu, pekerjaan sebagai penggembala ternak mungkin dianggap sebagai salah satu pekerjaan rendahan. Pekerjaan penggembala dianggap hina karena siang dan malam, bahkan berhari-hari lamanya mereka harus tinggal bersama kawanan ternaknya. Dan lagi, pekerjaan itu adalah pekerjaan penuh risiko di mana mereka harus selalu waspada terhadap serangan binatang buas yang sewaktu-waktu menyerang mereka. Pekerjaan yang dianggap rendah secara tidak langsung memengaruhi cara pandang pelakunya yang merasa diremehkan dan direndahkan.
Tapi malam itu Tuhan menunjukkan bahwa sekalipun mereka dianggap hina, namun mereka sangat dipedulikan. Siapa menyangka jika berita sukacita bagi seluruh bangsa yaitu kelahiran Juru Selamat itu justru diberitakan untuk pertama kalinya kepada mereka? Tidak berhenti di situ, Tuhan pun menuntun mereka untuk bertemu dengan bayi Yesus, Raja yang dilahirkan di tempat hina itu. Inilah yang disebut dengan kasih karunia Allah: bahwa Ia telah memilih dan mengizinkan kaum yang terpinggirkan menjadi yang pertama bertemu dan menerima anugerah dari Sang Juru Selamat dunia.
Apa yang dialami oleh para gembala sesungguhnya menuntun kita pada makna Natal yang sesungguhnya. Natal yang sejati terjadi ketika Sang Juru Selamat dikaruniakan secara ajaib oleh Allah dan diterima di hati yang tulus oleh manusia yang lemah dan tak berdaya. Kita yang dianggap hina dan terbuang oleh dunia, namun oleh kasih karunia-Nya, Ia memilih hati kita untuk menjadi tempat bagi-Nya untuk lahir dan bertakhta. --SYS/www.renunganharian.net
KITA MEMANG TERHINA DAN TERBUANG, NAMUN KEPADA KITALAH KASIH KARUNIA-NYA TERTUJU. IA MEMILIH HATI KITA UNTUK TEMPAT KELAHIRAN-NYA.
Please sign-in/login using: