TUHAN TAK MELIHAT KITA?

Baca: Yehezkiel 8:7-12


Bacaan tahunan: 2 Raja-raja 4-5

Saya suka bermain petak umpet dengan anak bungsu saya. Dalam kepolosannya, ia kerap bertingkah lucu. Saat saya memejamkan mata membuat hitungan, ia berlari mencari tempat persembunyian. Tetapi karena tidak menemukan tempat persembunyian, ia memilih untuk berjongkok sambil menutupi kedua matanya dengan telapak tangannya. Ia berpikir jika matanya tidak melihat apa-apa maka saya pun tidak akan melihat dirinya.

Saya pun merenungkan kehidupan orang-orang Israel. Perilaku mereka di tempat pembuangan kerap menunjukkan sikap "aneh". Tuhan menunjukkan semua itu kepada Yehezkiel melalui sebuah penglihatan bagaimana orang-orang Israel seolah bermain petak umpet dengan Tuhan selayaknya anak-anak balita. Dalam kejahatan perbuatan mereka, dalam praktik-praktik penyembahan berhala yang mereka lakukan, mereka merasa bahwa Tuhan tidak melihat mereka. Mereka terus melakukan itu tanpa sedikit pun rasa bersalah sambil berkata, "Tuhan sudah meninggalkan tempat ini" (ay. 12).

Kita bersalah dalam banyak hal. Kita begitu mudah bersalah dalam berpikir, berkata, dan berbuat, dan berpikir jika Tuhan tidak melihatnya. Seperti perilaku seorang anak, pembiaran yang Tuhan lakukan kita simpulkan bahwa Dia tidak melihatnya. Padahal Tuhan melihat dengan jelas setiap detail perbuatan kita. Namun dalam setiap kesalahan kita, Ia tetap menunjukkan kehebatan kasih-Nya. Pukulan dan hajaran-Nya dilakukan-Nya untuk membawa diri kita kembali dalam pelukan-Nya. --SYS/www.renunganharian.net


KITA BERSEMBUNYI DAN BERPIKIR TUHAN TIDAK MELIHAT KITA, TETAPI TUHAN TERUS AKAN MENCARI DAN MENEMUKAN KITA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media