BELAJAR DARI MARIA

Baca: Lukas 1:26-38

Kata Maria, “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Lukas 1:38)


Bacaan tahunan: : 1 Tawarikh 21-23

Sejak dahulu orang yang hamil tanpa status pernikahan itu dianggap aib. Karena itu, siapa pun perempuan yang mengalaminya akan menutupinya sedapat mungkin. Bila ketahuan pasti mendapatkan sanksi sosial, dikucilkan, dan harus menanggung malu. Dalam budaya Yahudi tempat Maria hidup, hukumannya dirajam batu karena dianggap berzina. 

Karena itulah, ketika malaikat Gabriel datang kepadanya memberitahukan bahwa ia akan mengandung, Maria berkata, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi karena aku belum bersuami?” Maria pasti membayangkan betapa dahsyat hukuman yang akan diperolehnya. Ia pasti bergolak secara mental. Apa kata orang dan pembelaan apa yang akan disampaikannya? Tetapi ia memilih taat atas berita itu. Simaklah perkataannya, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Ia tidak menolak, tetapi menerimanya dengan sepenuhnya berserah kepada Allah. Maria tahu bahwa Allah, yang kepada-Nya ia percaya, berkuasa menolong dan melindunginya.

Setiap hari kita diperhadapkan pada ujian yang menuntut keteguhan iman. Kehormatan dan kehidupan dipertaruhkan. Tak sedikit orang yang, ketika mengalaminya, imannya gugur dan meragukan Tuhan. Mereka takut direndahkan, takut kehilangan pekerjaan, takut dihukum, dan lain-lain. Karena itu, belajarlah dari kesetiaan Maria. Ia dengan keteguhan hati memilih taat kepada Allah walaupun terbayang risiko hukuman rajam yang harus diterimanya. Walaupun gentar, ia memilih taat akan Allah.—PRB


ORANG YANG SETIA KEPADA ALLAH AKAN MEMILIH TAATWALAUPUN HARUS MENANGGUNG RISIKO YANG MENGERIKAN


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media