PERGUMULAN BERSAMA-NYA

Baca: Ayub 3:1-26


Bacaan tahunan: Yesaya 10-14

Pergumulan tentunya adalah suatu hal yang wajar dialami dalam hidup. Namun ketika pergumulan menjadi begitu berat, terkadang beberapa orang menjadi kecewa kepada Tuhan. Oleh sebab itu sering kali muncul pertanyaan, "Kenapa hal ini terjadi padaku?" Kita merasa selalu menaati firman Tuhan, tetapi kita merasa Tuhan justru tidak memedulikan kita.

Ayub adalah seorang yang taat kepada Tuhan (Ayb. 1:1, 8). Meski begitu Ayub tetap mengalami pencobaan dalam hidupnya. Hal itu tentu bukan hal yang mudah baginya. Rasa marah, sedih, kecewa, diungkapkannya dengan kalimat kiasan, bahwa rotinya telah berubah menjadi keluh kesah, dan keluhannya tercurah seperti air. Ayub seakan hendak mengatakan bahwa ia tidak memiliki pengharapan lagi, sebab roti dan air yang menggambarkan kehidupan, justru berubah menjadi keluh kesah. Namun di sisi yang lain, merupakan sebuah hal yang menarik bahwa dia tidak meninggalkan Tuhan karena rasa kecewanya, melainkan menyampaikan pergumulannya kepada Tuhan. Sikapnya itu menunjukkan bahwa Ayub tetap menyertakan Tuhan dan mengharapkan pertolongan-Nya.

Kisah Ayub menunjukkan bahwa bagaimanapun sucinya seseorang, ia tetap dapat mengalami pergumulan. Memang rasa kecewa adalah sebuah hal yang wajar. Namun sebagaimana Ayub bersikap, demikian pula kita diajak untuk tetap memiliki dan membangun keyakinan kepada Tuhan, dengan kesadaran bahwa karena pertolongan-Nya sajalah maka kita mendapat hidup. --ZDP/www.renunganharian.net


TETAPLAH SETIA KEPADA TUHAN DALAM SETIAP PERGUMULAN HIDUP. HANYA DARIPADA-NYALAH SUMBER PERTOLONGAN KITA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media