MASIHKAH PERLU DIRIBUTKAN?

Baca: Yohanes 15:9-17


Bacaan tahunan: Yesaya 22-26

Pernahkah Anda mendengar perdebatan sengit mengenai baptisan seseorang? Saya yakin pernah. Sebab salah satu topik yang rawan pertikaian dalam kekristenan ialah hal baptisan. Entah caranya ataupun tempat pelaksanaannya. Bahkan siapa yang melayankannya atau kapan seseorang patut menerima pelayanan itu. Tak jarang terjadi saling olok dan saling tuding antarumat dari gereja yang berlainan aliran seputar pelaksanaan pembaptisan.

Yohanes mengulas hubungan kelekatan antara kita (murid-murid-Nya) dengan Yesus secara memikat. Yaitu memakai ilustrasi lekatnya ranting pada pokok anggur (ay. 1-5). Gambaran ini menunjukkan bahwa yang penting bukan ranting melainkan pokok anggur pemberi kehidupan. Terlepas darinya, ranting bakal mati tak berdaya (ay. 5). Begitu pun kita, tanpa Kristus bukan siapa-siapa. Sebagai murid Kristus, tak ada yang pantas diunggulkan dari pihak kita. Bukan kita yang memilih Kristus, tetapi Dia yang memilih kita (ay. 16) Bahkan kita telah dipilih-Nya jauh sebelum kita menyadari siapa diri kita (bdk. Yer. 1:5).

Bacaan yang sedang kita perhatikan memang tidak secara langsung berbicara tentang baptisan. Tetapi, ada satu pesan yang berkaitan dengannya, yaitu prinsip bahwa kita menjadi Kristen karena Tuhan memanggil kita. Entah dengan cara apa pun kita dibaptiskan, identitas kita sebagai insan kristiani dimulai dari pihak Tuhan. Dia yang memanggil dan memilih kita. Alih-alih memperdebatkan pembaptisan kita, mari bersyukur saja. Dan berkonsentrasi pada tujuan pemanggilan Tuhan itu-yakni supaya hidup kita berbuahkan kasih yang nyata. --PAD/www.renunganharian.net


JIKA SAMA-SAMA DIBAPTIS BUKAN KARENA KITA LAYAK MELAINKAN KARENA TUHAN MEMANGGIL, MASIHKAH PERLU MENGUNGGULKAN BAPTISAN ITU SENDIRI?


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media