MENGIKUTI TUHAN DARI JAUH

Baca: Matius 26:57-75


Bacaan tahunan: Ulangan 11-13

Ketika Tuhan Yesus ditangkap dan dibawa ke rumah Imam Besar, Petrus mengikuti Tuhan dari jauh. Kita tidak tahu persis mengapa Petrus melakukan itu. Mungkin, Petrus ketakutan ketika menyadari bahwa yang ia hadapi adalah Mahkamah Agama Yahudi. Maka, ketika Tuhan dibawa ke rumah Imam Besar, Petrus berjalan mengikuti Tuhan. Dari jauh.

Kisah dan tindakan Petrus itu bagaikan cermin yang menolong kita melihat ke dalam diri kita. Kita bisa menjadi seperti Petrus, "mengikuti Tuhan dari jauh". Alasan kita? Banyak-menghindari konsekuensi, takut, kecewa, dan sebagainya. Intinya: kita mempunyai kepentingan sendiri, apa pun itu, dan demi kepentingan itu, kita "mengikuti Tuhan dari jauh".

Berawal dari mengikuti Tuhan dari jauh, Petrus menyangkal Tuhan. "Mengikuti Tuhan dari jauh" adalah benih potensial yang siap tumbuh menjadi pohon penyangkalan. Bahkan, ia adalah wujud awal penyangkalan itu sendiri.

Dengan "mengikuti Tuhan dari jauh", Petrus bertindak "seakan-akan" ia tak hendak meninggalkan Tuhan. "Mengikuti Tuhan dari jauh" mudah memberi kesan "seakan-akan" kita setia kepada Tuhan meskipun sebenarnya tidak. Dalam masyarakat yang gampang terpukau pada kulit luar, sikap ini sangat menggoda. Mengapa? Karena "mengikuti Tuhan dari jauh" adalah kamuflase yang efektif untuk menyembunyikan ketaksetiaan dan penyangkalan kita.

Rupanya, kita harus waspada dan jujur menilik hati kita, dan dengan tegas mendidik nurani kita. --EE/Renungan Harian


TUHAN TIDAK MENGHENDAKI KITA MENGIKUTI-NYA DARI JAUH; DIA MERENGKUH DAN MENYERTAI KITA SELAMA-LAMANYA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media