DIAMNYA ADAM

Baca: Kejadian 3:1-8


Bacaan tahunan: Kisah Para Rasul 9-10

Sekarang ini kian ditengarai, sumber dari persoalan baik di dalam keluarga maupun masyarakat ialah ketiadaan figur pria yang berkarakter pemimpin. Anak-anak kehilangan sosok dan model seorang ayah. Teladan kepemimpinan yang benar kian merosot dan kabur dari generasi ke generasi. Kebangkitan dan kepemimpinan para pria sejati sungguh dinantikan. Seolah-olah dunia ini sedang mempertanyakan dimana gerangan si Adam.

Allah menciptakan Adam sebagai pemimpin. Baik atas seluruh ciptaan maupun atas keluarganya sendiri. Namun tatkala Hawa sedang digoda oleh ular, Adam diam saja. Tak ada pendapat. Sepi nasihat. Dibiarkannya Hawa bergulat mengolah argumentasinya sendiri. Padahal Adam ada di situ "bersama-sama dengan dia" (ay. 6). Ujungnya, bukan hanya bungkam membisu, Adam malah ikut makan buah terlarang di taman Eden itu. Akibatnya, kehidupan menjadi berantakan. Dosa memorakporandakan semua.

Terlalu sering dosa ditimpakan penyebabnya hanya pada pihak yang dipandang aktif berperan di dalamnya saja. Padahal andil kepasifan pun patut diwaspadai. Diam tak selamanya baik. Tidak benar kita hanya diam apatis serta membiarkan sesuatu yang salah jika itu berada dalam ruang lingkup tanggung jawab kita. Apalagi jika peran kita ialah selaku pemimpin, entah dalam keluarga, gereja, atau masyarakat. --PAD/www.renunganharian.net


TUHAN MENGHADIRKAN PEMIMPIN AGAR IA BERINISIATIF UNTUK MEMIKUL TANGGUNG JAWAB MELURUSKAN YANG BENGKOK.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media