EDOM

Baca: Bilangan 20:14-21


Bacaan tahunan: Amos 6-Obaja 1

Sehari sesudah Paskah, Musa memimpin orang Israel meninggalkan Mesir. Perjalanan menuju Kanaan pun dimulai. Dan, setelah menjelajahi puluhan daerah, sampailah mereka di Kadesh, kota kecil yang berbatasan dengan Edom. Utusan Musa menemui raja Edom agar mereka diizinkan melintasi negeri itu, "Izinkanlah kiranya kami melalui negerimu; kami tidak akan berjalan melalui ladang-ladang dan kebun-kebun anggurmu dan kami tidak akan minum air sumurmu...." (ay. 17). Namun, raja Edom tidak mengizinkan mereka melintasi daerahnya. Sekali lagi utusan Musa meminta izin, dan raja itu tetap menolak. Musa dan rombongannya kemudian berputar haluan, menjauh dari negeri Edom.

Orang Edom menolak rombongan Musa yang tengah membutuhkan pertolongan. Mereka tak ingin ditimpa masalah dengan mengizinkan enam ratus ribu orang Israel melintasi negeri itu. Mereka merapatkan barisan pertahanan; keamanan Edom tidak untuk dipertaruhkan. Reaksi seperti itu terkadang mewarnai sikap kita. Kita menahan diri untuk memberi jalan keluar atas kesulitan orang lain. Kita tak mau ketenangan hati kita terusik oleh persoalan hidup orang lain. Kita terlalu ketat menjaga privasi, menolak untuk memahami kesusahan orang lain.

Kita bisa lebih bijak dengan membuka diri untuk orang-orang di sekitar kita. Izinkanlah orang lain melintasi kehidupan kita. Jangan meniru Edom. Percayalah, ketika kita menolong orang lain, asalkan tidak menjerumuskan kita ke dalam dosa, Tuhan akan memampukan kita mengatasi setiap tantangan. --ASA/www.renunganharian.net


SEPERTI LILIN YANG TAK BERGUNA JIKA TIDAK TERBAKAR, DEMIKIANLAH KITA BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media